Penjabat Gubernur Provinsi Papua, Dr. Sodjuangon Situmorang, M.Si, Kamis (15/6) malam, membuka Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dan Seminar Festival Papua Bersyukur dan Doa bagi Pemulihan Papua, yang bertempat di Lapangan Mandala, Dok V Bawah, Jayapura. Pelaksanaan KKR tersebut, diikuti oleh sekitar puluhan ribu masyarakat yang berasal dari pelosok Kota Jayapura, Kabupaten Kerrom dan Kabupaten Jayapura.
Situmorang dalam sambutannya menilai, kegiatan KKR dan seminar ini sungguh sangatlah tepat., dimana pada saat-saat seperti ini, bangsa Indonesia sedang diuji dan dilanda berbagai cobaan dan dan terpaan, salah satunnya adalah bencana gempa bumi tektonik yang baru saja menimpa saudara-saudara kita di Jogyakarta dan sebagian Jawa Tengah, beberapa pekan lalu.
Menurutnya, kegiatan KKR dan seminar ini sangat bermanfaat dan relevan apabila melihat dari situasi seperti ini, karena merupakan suatu upaya untuk merefleksi sikap kita sebagai manusia makhluk ciptaan Tuhan yang lemah, yang senantiasa berserah diri dan meminta pertolongan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita,
Dikatakan, dengan mengikuti kegiatan KKR dan seminar rohani, maka hati kita akan diketuk dan diajak untuk berbalik sejenak dan melihat apakah perbuatan yang telah kita perbuat selama ini, menyenangkan Tuhan atau menyakitiNya ? ?Oleh karena itu, saya sangat berharap agar kegiatan KKR dan seminar yang dilaksanakan ini dapat meningkatkan keimanan umat akan peran Allah sebagai penguasa alam semesta. Karena kedalam tanganNyalah hidup dan kehidupan ditentukan. Contoh dapat kita lihat secara nyata, jika Allah yang menghendaki sesuatu terjadi, maka hal itupun akan terjadi. Manusia betapa tak berdaya dan betapa tak berarti dihadapan Allah. Sesuatu yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Allah,?tuturnya.
Menurut Situmorang, jika kita lebih jeli memperhatikan bahwa aktivitas rohani yang dilaksanakan akhir-akhir ini, secara jujur dapat dikatakan, kurang mendapat perhatian dari banyak orang, khususnya para kaum nasrani. Mereka lebih tertarik pada dunia hiburan dan aktivitas dunia yang mengasyikan dan bergemilang kemewahan dan kenikmatan. Dan manusia lebih gemar melakukan hura-hura, daripada berjam-jam mengikuti ibadah, renungan rohani dan berbagai kegiatan untuk memuliakan nama Tuhan.
Berkaitan dengan ini, adanya kesadaran sebagian kecil umat beragama untuk meluangkan waktu bagi kegiatan-kegiatan gereja, seperti pelaksanaan KKR dan seminar ini, perlu mendapat perhatian dan dukungan dari seluruh umat kristiani di daerah ini. karena apalah artinya segala kenikmatan yang ditawarkan dunia ini, bila akhirnya jiwa kita akan binasa. Sebab kita tidak memperoleh keselamatan didalam hidup kita sekarang dan yang akan datang.
?Oleh sebab itu marilah kita kembali ke nats Alkita yang berbunyi : ?carilah dulu kerajaan Allah, maka segala sesuatu akan ditambahkan kepadamu?. Dengan mengutamakan kerajaan Allah maka disanalah kita akan mendapatkan damai sejahtera, suka cita dan hidup yang kekal. Karena itu, saya juga menghimbau kepada seluruh panitia pelaksana KKR dan seminar, bahwa kegiatan ini janganlah dijadikan ajang sekedar memamerkan kebolehan dalam bernyanyi dan berkhotbah, melainkan lebih dari itu, mengajak seluruh umat kristiani di daerah ini untuk mengetahui dan memaknai makna khotbah atau firman Tuhan serta arti musik dan lagu-lagu gerejawi, sehingga kita dapat menempatkan firman Tuhan serta musik dan lagu-lagu gerejawi itu dalam posisi sacral atau dikuduskan, sebab Allah bertahta, puji-pujian dan firmanNya adalah terang bagi hidup dan kehidupan ini,? papar Situmorang mengutip sebagian ayat dari Alkitab.
Sementara itu, Dr. Peter Young dalam khotbah yang dibawakannya mengatakan bahwa kehadirannya di tanah Papua, khususnya Jayapura bertujuan untuk mengabarkan injil keselamatan bagi seluruh umat manusia, tanpa mebeda-bedakan agama, ras, suku maupun golongan.
Diakui Peter, kedatangannya ke Papua, juga bertujuan untuk memberitakan kabar kepada seluruh umat manusia, bahwa ?Yesus tidak berubah dari dulu sampai sekarang?. Dengan kata lain, kesembuhan yang dibuat Yesus dapat dilakukan oleh Yesus pada saat ini? ujarnya.
Peter dalam kesempatan tersebut mengundang seluruh masyarakat yang lumpuh, buta, tuli, bisu, serta berbagai macam penyakit untuk disembuhkan oleh Yesus. Dirinya tidak memandang dari suku, agama, ras, golongan atau lainnya, namun kesembuhan ilahi yang akan diberikan merupakan wujud nyata bahwa Yesus tidak berubah dari dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya.
?Bukan diri saya yang akan menyembuhkan para penderita penyakit yang datang pada hari ini. Tapi Yesus yang menyembuhkan melalui saya dan itu adalah sebuah pertanda bahwa Tuhan Yesus tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang dan selama-lamanya,? paparnya.**