26Jun 06
- Uncategorized
- 1708 x dilihat.
Mengikuti Penyaluran SLT di Distrik Pegunungan Bintang *Cuaca dan Faktor Geografis Memperlambat Waktu Penyaluran SLT. Oksibil-Cuaca mendung diselimuti angin dingin yang bertiup di Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, tak memupuskan semangat Tim I penyalur Kartu Kompensasi BBM (KKB) serta dana Subsidi Langsung Tunai (SLT) triwulan pertama dan kedua kepada keluarga miskin di beberapa distrik yang menjadi rute bagi tim tersebut. Hari itu, Rabu (21/6), dengan sabar dan berbekal ala kadarnya, tim I yang berjumlah 3 orang, yakni 1 orang perwakilan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Muhamad A. Rasyid, dan 2 orang perwakilan Kantor Pos Wilayah Papua, Ludfi Hakim dan Menase Nap, beserta wartawan harian Koran ini, bergegas dari rumah dinas Bupati Pegunungan Bintang, menuju Bandar Udara Oksibil. Setelah menunggu selama beberapa menit, pesawat Cesna milik AMA, mendarat di Bandar Udara Oksibil dan telah siap untuk mengangkut Tim 1 menuju 4 Distrik tujuan, yakni Distrik Iwur, Aboy, Borme dan Bime. Dengan membawa sejumlah uang tunai sebesar Rp. 5, 106 milyar, lima menit kemudian, Tim I dipersilahkan untuk menaiki pesawat untuk kemudian diangkut menuju Ditrik Iwur. Perjalanan kali ini, ternyata tidak semudah seperti yang diduga. Banyak halangan dan rintangan, khususnya cuaca yang dapat menghambat penyaluran. Perjalanan dari Oksibil menuju Iwur yang seharusnya dutempuh selama 15 menit, menjadi sekitar hampir sejam, atau tepatnya sekitar 45 menit. Ada apakah gerangan ? ternyata sang pilot cukup kesulitan melihat celah, untuk mendaratkan pesawat di Landasan Udara Iwur. Alhasil, pesawat itu, hanya dapat dapat berputar-putar untuk melihat peluang terbaik, apakah pesawat dapat didaratkan atau tidak. Sang pilot sebelumnya sempat putus asa dan ingin segera kembali ke Bandar Udara Oksibil, karena tidak melihat adanya peluang pesawat dapat didaratkan di Iwur. Namun, setelah 20 menit lebih berlalu, kabut tebal dan tiupan angin yang kencang telah berkurang, dan kesempatan itu langsung dibaca oleh sang pilot dengan segera mendaratkan pesawat di Landasan Udara Iwur. Setelah mendarat para tim langsung disambut oleh masyarakat pasukan pengaman perbatasan di Iwurn serta segera digiring menuju tempat peristirahatan, yakni di Pastoral Desa Iwur. Para tim ternyata tidak ingin membuang-buang waktu. Sesampainya di Pastoral, melalui Ondoafi setempat, masyarakat segera dikumpulkan untuk menerima dana SLT. Di distrik ini, KKB yang akan disalurkan sebanyak 4.339 kk dengan nilai uang tunai yang akan disalurkan sebanyak Rp. 2.603.400.000. Untuk sekedar diketahui, nominal tunai yang akan dibagikan di distrik ini, merupakan nilai tunai terbesar dari 3 distrik yang lainnya. Secara terperinci, KKB dan SLT yang disalurkan tersebut, dibagikan kepada 13 desa yang ada di Distrik Iwur, yakni Desa Tarangop sebanyak 429 KKB, Arintap 420 KKB, Ulkubi 454 KKB, Walapkubun 394 KKB, Iwur 296 KKB, Kurumkim 378 KKB, Tarub 282 KKB, Mikir 421 KKB, Sakup 230 KKB, Nanum 191 KKB, Dimnot 127 KKB, Marantikin 382 KKB dan Ewenkatop 335 KKB. Proses penyaluran KKB dan SLT di Distrik ini, berlangsung dengan baik, aman, lancar, dan penuh rasa kekeluargaan. Dengan tertib, warga masyarakat yang dipanggil namanya, bergegas maju kedepan untuk menerima KKB dan bantuan uang tunai sebesar Rp. 600 ribu per kk untuk penyaluran triwulan I dan II. Penyaluran ini, mendapat pengawalan yang ketat dari pihak keamanan dan Ondoafi setempat. Usai penyaluran, tim segera bergegas kembali menuju tempat peristriahatan untuk keesokan harinya, bersiap menunggu jemputan menuju distrik tujuan berikutnya. Diselimuti hawa dingin dan kegelapan malam, tim ini segera melepas lelah dan berharap agar cuaca buruk tidak menghambat perjalanan pada esok harinya. Beberapa saat kemudian, harapan itu menjadi sirna, karena hujan deras disertai tiupan angin kencang, telah melanda desa itu. Kemudian pada keesokan harinya, tim mendapat SSB dari AMA, bahwa pesawat tidak dapat mendarat di Bandar Udara Iwur. Perjalanan tim kali ini, benar-benar mengalami hambatan. Namun, baru pada hari Jumat (23/6), tim baru dapat melakukan perjalanan kembali menuju Desa Aboy. Sekitar pukul 12.00 WIT lebih, tim diantar oleh masyarakat menuju Landasan Iwur. Dengan pesawat jenis Pilatos Potter milik AMA, tim ini kembali diangkut menuju Distrik Aboy. Dalam perjalanan kali ini, cuaca sangat bersahabat dan pendaratan dilakukan dengan sempurna oleh sang pilot di Distri Aboy. Tim ini pun langsung disambut oleh masyarakat setempat dan digiring menuju kerumah Kepala Desa Aboy. Seperti halnya di Iwur, tim I sangat konsisten dengan waktu penyaluran. Warga masyarakat langsung dikumpulkan untuk segera dilakukan penyaluran KKB dan SLT. Penyaluran kali ini, tidak memakan waktu yang lama. Karena Distrik Aboy, adalah daerah penerima SLT yang paling sedikit, karena hanya terdiri dari 3 desa bagian, yakni desa Aboy, Luban dan Tairaplu, dengan jumlah kk yang tidak terlalu banyak. Di distrik ini, KKB yang akan disalurkan seluruhnya hanya berjumlah 389 kk dengan nilai nominal sebesar Rp. 233.400.000,- serta dengan perincian pembagian KKB untuk Desa Aboy sebanyak 136 kk, Desa Luban 73 kk dan Desa Tairaplu sebanyak 180 kk. Penyaluran berjalan sangat lancar, dan tidak menemui kendala apapun juga. Animo masyarakat pada waktu itu, bergema ria menyambut baik bantuan yang diberikan oleh pemerintah dalam bentuk tunai kepada masyarakat miskin. Usai menyalurkan, tim langsung menyiapkan berita acara penerimaan kepada 3 Kepala Desa setempat atau yang mewakili. Setelah proses penandatangan selesai dilakukan, tim segera beristirahat untuk menempuh perjalanan berikutnya. Di desa ini, tim sempat mengunjungi Sungai Nge, yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat Desa Aboy. Sebelumnya tim sangat menyesal tidak sempat mengabadikan sungai ini, yang dipenuhi dengan bebatuan kali yang indah, dan air sungai yang jernih. Tim menduga, sungai tempat permandian yang akan dikunjungi ini hanyalah sungai yang biasa-biasa saja, sehingga tidak sempat membawa kamera, sementara hari terus menjadi gelap. Usai membasuh badan, tim kembali ke tempat peristirahatan dan segera menyiapkan berita acara maupun KKB dan SLT yang akan disalurkan di Distrik Borme. Pada malam hari, desa ini sempat diguyur hujan, hingga membuat cemas tim ini, yang takut apabila perjalanan penyaluran kali ini akan menemui hambatan kembali, sama seperti di Desa Iwur. Namun, keberuntungan masih berpihak kepada tim, Hari Sabtu (24/6) pagi, pukul 8.00 WIT lebih, petugas perwakilan AMA di Desa Aboy, datang menemui kami dan meminta untuk segera bersiap-siap, menuju landasan, untuk diantar menuju ke lokasi berikutnya. Beberapa saat kemudian, Pesawat Potter milik AMA kembali menjemput tim ini, menuju ke Ditrik Borme. Perjalanan kali ini, tidak menemui hambatan, karena cuaca sangat cerah dan pesawat didaratkan dengan mudah di Landasan Udara Borma. Usai mendarat, tim langsung disambut dengan tari-tarian oleh masyarakat Borme dan segera digiring menuju ke tempat peristirahatan. KKB yang akan dibagikan kali ini, seluruhnya sejumlah 835 KKB, dengan perincian sebanyak 187 KKB untuk Desa Anyo, 190 KKB untuk Desa Borme, 79 kk untuk Desa Arina, 80 kk untuk desa Merpasikme, 77 kk untuk Desa Sikibur, dan 80 kk untuk Desa Borumban. Sedangkan nilai nominal secara keseluruhan untuk 7 desa ini adalah sebesar Rp. 501.000.000. Penyaluran didesa ini berjalan baik dan lancar. Tidak ditemui hambatan dalam penyaluran di Distrik ini. Memang diakui bahwa dalam penulisan nama di KKB tersebut, ada penulisan nama yang tidak sesuai dengan nama penerima KKB yang sesungguhnya. ?Kesalahan penulisan nama, bukan merupakan unsure kesengajaan yang dibuat oleh pembuat data, tetapi hanya kesalahan pengetikan dan sebagainya,? kata Muhammad A. Rasyid Koodinator Perwakilan Tim I dan BPS kepada masyarakat. Dan masyarakat pun bisa memaklumi dan menerima kesalahan teknis itu. Di desa ini, Tim I terpaksa harus menginap selama dua, karena perusahan penerbangan AMA di hari minggu pada keesokan harinya, libur dan tidak melakukan aktivitas. Perjalanan di desa selanjutnya, baru dapat ditempuh pada hari Senin (26/6), menuju tempat penyaluran terakhir, yakni Distrik Bime. Di Distrik ini, KKB akan disalurkan di 7 desa yang ada, dengan total KKB yang akan disalurkan seluruhnya sebanyak 2596 KKB dengan nilai nominal SLT sebanyak Rp. 1.773.600.000. perincian penyalurannya adalah, 523 KKB untuk Desa Kameme, 642 KKB untuk Desa Tanime, 330 KKB untuk Desa Nongme, 665 KKB untuk Desa Bime, 298 KKB untuk Desa Weime, 275 KK untuk Desa Kariya dan 241 KK untuk Desa Teramlu. Sama seperti sebelumnya penyaluran berjalan dengan aman, tertib dan lancar. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada sebagian masyarakat yang belum terdata sebagai keluarga miskin pada pemberian bantuan kali ini. Menurut Muhammad, masyarakat yang belum mendapat begian agar tidak perlu kecewa. Namun, namanya bisa diusulkan kembali kepada aparat desa setempat untuk program bentuan dari pemerintah selanjutnya, yaitu di tahun 2007 mendatang. ?Saya harap masyarakat jangan kecewa, karena pemerintah punya perhatian yang besar kepada masyarakat, khususnya keluarga miskin di daerah pedalaman ini. Kami harap juga agar para aparat desa yang memasukan data kedepan, agar dilakukan dengan baik dan memasukan data yang benar. Sehingga pada saat penyaluran KKB dan SLT berikutnya, tidak menemui kendala-kendala seperti ini, dan seluruh masyarakat menerima haknya,? paparnya. Dalam penyaluran kali ini, dapat diambil kesimpulan bahwa bantuan dari pemerintah ini, sangat membantu masyarakat untuk meningkatkan perekonomian rumah tangganya. Salah satu warga di 4 Distrik yang dikunjungi, ketika diwawancarai wartawan, mengatakan bahwa ?mereka sangat bersyukur dengan adanya bantuan seperti ini?. Seperti di Oksibil, dana SLT yang diterima masyarakat, langsung digunakan untuk membeli peralatan masak-memasak, beras, peralatan tani dan peralatan berburu seperti senapan angin. Sedangkan di distrik lainnya, SLT yang dibagikan kepada masyarakat, langsung dibelikan bibit babi dan ayam serta peralatan ternak lainnya.**