Jayapura-Setelah menerima kunjungan kenegaraan Menteri Kesehatan PNG, Pieter Barter, di kawasan perbatasan Wutung beberapa waktu lalu, Penjabat Gubernur Papua, Dr. Sodjuangon Situmorang, M.Si, Selasa (11/7) kemarin, menerima kedatangan Penglima Angkatan Bersenjata (Pangab) atau Papua New Guinea Departement of Force, Comodor. P. Ilau didampingi, Atase Pertahan RI di PNG, Kol. Kav. Sumihardjo.
Kedatangan Pangab PNG itu, bertujuan untuk melihat lebih dekat persiapan pembukaan pintu lintas batas di Papua, sekaligus untuk mengkonsultasikan masalah pengamanan di daerah perbatasan pada saat penandatangan prasasti pembukaan pintu lintas batas oleh kedua Kepala Negara, yang direncakan pelaksanaannya pada tanggal 26 Juli 2006 mendatang.
Dari pantauan wartawan dilapangan, Gubernur Situmorang mengajak Pangab PNG beserta rombongan untuk meninjau beberapa fasilitas umum yang dibangun pihak Indonesia, dalam rangka mendukung pembukaan pintu lintas batas antar kedua negara. Beberapa tempat yang dikunjungi, antara lain, lokasi pelaksanaan kegiatan penandatangan prasasti, gedung pos lintas batas, helipet dan tempat perdagangan atau pasar.
Usai menerima kunjungan Pangab PNG, Gubernur Situmorang saat diwawancarai wartawan mengaku, pihak negara tetangga sebenarnya sangat terkejut melihat berbagai persiapan dan keseriusan yang dilakukan Pemerintah Papua bersama Pemerintah Pusat untuk mendukung rencana pembukaan jalur antar negara ini. Namun, lanjutnya, dari pihak PNG pun sebenarnya sudah sangat antusias dan tidak sabar menyambut dibukanya jalur lintas RI-PNG ini.
Menurut Situmorang, pembukaan jalur lintas batas ini, merupakan program Pemerintah Pusat yang disamping untuk memacu perekonomian daerah perbatasan, juga menunjukan semangat dan keseriusan dari pemerintah untuk membangun Papua. Karena dengan dibukanya jalur lintas batas antar negara ini, kata Situmorang, maka jalur perdagangan antar negara dapat diciptakan, dan potensi tersebut tentunya dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di kedua negara, yang diantaranya yakni tumbuhnya perekonomian masyarakat, pembukaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan di daerah perbatasan.
?Jadi, bisa dilihat sendiri bahwa ini salah satu urat nadi ekonomi yang akan berkembang ke masa depan dan semuanya itu menunjukan bahwa apapun yang kita lakukan semuanya, manfaatnya bagi kepentingan masyarakat kedua negara dan demi peningkatan persahabatan antar kedua negara, paparnya
Dikatakan Situmorang, hubungan baik yang terjalin antara RI-PNG, tidak hanya terjadi dalam satu bidang hubungan kerja, tapi di semua unit kerja. Dalam bidang bidang militer, kata Gubernur, yakni pada unit kerja pembangunan daerah perbatasan, pemberantasan Ilegal Loging, dan pemberantasan berbagai kejahatan dan tindak kriminal lainnya.
Ditanya wartawan apakah Presiden Susilo Bambang Yhudoyono, posistif meresmikan daerah perbatasan Wutung pada tanggal 26 Juli 2006, kata Gubernur, ?Sejauh ini agenda Presiden masih seperti yang dulu dan tidak berubah. Tapi kita tetap lakukan persiapan yang diantaranya pada tanggal 18 Juli 2006, melakukan technical meeting dengan Pemerintah PNG di Vanimo serta pada tanggal 20 Juli 2006, sudah mulai melakukan gladi resik,? akunya.**