Gubernur Papua Lukas Enembe menyesalkan kurangnya pemberitaan media massa terkait korban meninggal akibat pengungsian di Kabupaten Nduga. Akibatnya, perhatian pemerintah terhadap pengungsi Nduga pun menjadi seperti terabaikan.
“Padahal sebagian besar masyarakat Nduga yang mengungsi sudah meninggal. Data yang saya (terima) ada sekitar 180 lebih meninggal dunia dan itu bukan jumlah yang sedikit”.
“Media massa juga tidak pernah membicarakan ini,” kata Lukas di Jayapura, Selasa (8/10/2019), yang kemudian direspon awak media dengan kata, “tak ada narasumber yang mengungkap (membuka atau memberikan data)”, lalu ditanggapi Gubernur, “Kamu (pers) sudah tahu tapi dibiarkan,” ujar ia.
Masih menurut dia, 180 korban korban meninggal terjadi sejak kasus penembakan yang menewaskan 16 pekerja PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018 lalu.
Selanjutnya setelah TNI masuk ke Nduga, 180 masyarakat pengungsi yang meninggal seperti di diamkan, baik secara nasional maupun internasional.
“Ini tidak boleh, karena orang Papua harus dihargai sama seperti masyarakat Indonesia yang lain,” kata ia.
Disinggung soal peran pemerintah Provinsi, Gubernur Lukas mengatakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan bupati Kabupaten Jayawijaya dan Lanny Jaya untuk memperhatikan para pengungsi Nduga dengan baik.
Sebab warga yang mengungsi merupakan, masyarakat Papua yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah.
Pada kesemepatan itu, ia berharap ada perhatian serius dari Pemerintah Pusat untuk membantu pengungsi Nduga yang diperkirakan mencapai sekitar 5.000 warga.
“Sebab kasus pengungsian masyarakat Kabupaten Nduga juga adalah masalah kemanusiaan yang luar biasa. Sehingga kita harap ada perhatian semua pihak,” harap ia.