Pemerintah Provinsi Papua mendorong pembentukan Polres dan Kodim di sejumlah kabupaten, diantaranya Nduga, Puncak, Deiyai dan Dogiayai.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal saat menerima Komisi I DPR RI di Jayapura, Jumat (8/11/2019).
Klemen yang didampingi jajaran pun memanfaatkan kunjungan Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen, untuk mendorong pembentukan Polres dan Kodim di seluruh Bumi Cenderawasih.
“Kita lihat saja kasus Nduga, sampai saat ini masyarakat masih mengungsi karena takut. Sementara yang ada disana hanya pos polisi”.
“Bagaimana mungkin sebuah pos polisi yang terdiri dari 10 orang bisa menangani masyarakat satu kabupaten yang karakteristik dan adat isitiadatnya berbeda-beda,” ucap dia.
Dikatakan, pembangunan polres dan kodim sangat diperlukan mengingat faktor keamanan di beberapa kabupaten belum berjalan maksimal.
“Mitra pemerintah daerah ini kan salah satunya TNI/Polri. Nah bagaimana pemerintah bisa berjalan baik jika tidak ada pengawalan”.
“Jadi, silahkan Komisi I DPR RI setelah dari Papua tolong bicarakan ini bersama Kapolri dan pihak yang berkompeten dalam keamanan, supaya bisa membahas usulan pembentukan polres dan kodim ini,” harap ia.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw memastikan kepada seluruh rombongan Komisi I DPR RI bahwa keamanan di Bumi Cenderawasih sampai dengan hari ini sudah kondusif dan aman.
Kendati demikian, kepolisian di Papua saat ini sedang menghadapi persoalan kembalinya para mahasiswa dari berbagai kota studi yang ada di Indonesia.
“Ada hampir tiga ribu mahasiswa yang pulang dari berbagai kota studi. Ini akibat dari adanya persoalan rasisme yang terjadi di Surabaya dan beberapa kota waktu yang lalu”.
”Saya pikir hal ini perlu kearifan dan langkah cepat untuk bagaimana bisa menangani mereka (mahasiswa), karena kami lihat hal ini bisa pula menjadi bibit-bibit persoalan di masa depan,” harapnya.
Diketahui, rombongan Komisi I DPR RI yang berkunjung ke Papua, yakni Meutya Viada Hafid (Ketua), (Anggota) Rudianto Tjen, Sturman Panjaitan, Hi Lodewijk Paulus, Nurur Arifin, Sugiono, Yan Permenas Mandenas, Taufiq R. Abdullah, Jazuli Juwaeini dan Syaifullah Tamliha.