Pemerintah Provinsi Papua meyakini Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas/FSVA) di 22 Kabupaten se-Bumi Cenderawasih, bakal menjadi salah satu instrumen Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini dalam mengelola krisis pengan dan gizi di provinsi ini.
Hal tersebut dikatakan Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Sosial dan Sumber Daya Manusia, Anni Rumbiak, disela-sela peluncuran FSVA 22 Kabupaten se-Papua, di Jayapura, Senin (9/12/2019).
Ia pada kesempatan itu menyambut baik inisiatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bekerja sama sama dengan instansi lintas sektoral, melakukan updating FSVA secara nasional, provinsi dan kabupaten.
Bahkan updating tersebut memiliki cakupan wilayah analisis sampai wilayah kecamatan/distrik serta desa.
“Sehingga dengan adanya informasi yang update dan komprehensif tentang ketahanan pangan, evaluasi terhadap program kerja dari instansi pemerintahan menjadi lebih maksimal”.
“Apalagi informasi tentang ketahanan dan kerentangan pangan ini sangat penting untuk memberikan masukan bagi para pembuat keputusan, dalam rangka penyusunan kebijakan dan program, baik ditingkat pusat maupun tingkat daerah,” pungkasnya.
Kepala Bidang Ketersediaan Ketahanan Pangan pada Dinas Ketahana Pangan Provinsi Papua, Yorem mengatakan dengan adanya peluncuran Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan, dapat diketahui secara pasti wilayah yang terindikasi rentan terhadap rawan pangan, Selanjutnya faktor apa saja yang menyebabkan keadaan tersebut.
Diketahui, Peta Ketahanan dan Kerentangan Pangan yang diluncurkan itu adalah gambaran untuk Kabupaten Jayawijaya, Boven Digoel, Nabire, Biak Numfor, Kep. Yapen, Deiyai, Dogiyai, Puncak Jaya, Intan Jaya, Nduga, Yahukimo, Lanny Jaya, Paniai, Supiori, Tolikara, Yalimo, Keerom, Asmat, Puncak, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah dan Kabupaten Pegunungan Bintang.