Aksi memborong sembako (panic buying) di toko maupun supermarket di Kota Jayapura dan sekitarnya telah mulai nampak.
Peristiwa ini terjadi setelah Pemerintah Provinsi Papua mengumumkan status siaga darurat corona (covid – 19) selama 14 hari.
Sekda Papua Hery Dosinaen pun meminta warganya untuk tidak panik terhadap situasi tersebut apalagi memborong sembako yang pada akhirnya merugikan orang lain.
“Jangan Panic Buying sembako. Sebab pemerintah sudah mengambil langkah-langkah untuk menjaga kondisi (Papua supaya tetap stabil)”.
“Bahkan laporan dari Kepala Bulog Papua disampaikan ketersediaan beras kita hingga empat bulan kedepan. Memang stok gula yang justru berkurang tapi akan diupayakan stabil secepatnya,” ujar ia.
Sekda pastikan dalam waktu dekat akan menggelar inspeksi mendadak (sidak) bersama tim terpadu Pemprov Papua untuk mengcegah penimbunan sembako oleh pihak tak bertanggung jawab. Dimana para pelaku akan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku.
Sebelumnya, Kepala Perum Bulog Divisi Regional Papua dan Papua Barat Sopran Kenedi memastikan ketersediaan stok beras medium PSO dan Premium Komersial sejumlah 32.137 Ton.
Sehinga dengan asumsi penyaluran rutin di wilayah Papua & Papua Barat sebanyak 10 ribu ton, maka ketahanan stok beras cukup 3 - 4 bulan kedepan.
“Masyarakat tidak perlu khawatir dengan stok beras di Papua karena masih cukup banyak,” terang ia, Senin (16/3/2020).
Sementara untuk stok gula, tambah ia, baru akan masuk dari Surabaya kurang lebih 3.000 ton.
“Namun stok ini masih harus diolah dulu di pabrik gula. Setelah itu, langsung di didtrubusikan ke daerah-daerah yang membutuhkan,” pungkas ia.