Badan Pusat Statistik (BPS) Papua menyatakan peningkatan persentase penduduk miskin di bumi cenderawasih selama enam bulan terakhir sedikit banyak dipengaruhi oleh imbas dari pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Bagas Susilo, Kamis.
Menurut ia, terimbasnya sektor pariwisata hingga menurunnya angkutan penumpang pesawat terbang sekitar 50-60 persen di akhir Maret 2020, membuat persentase penduduk miskin Papua meningkat.
“Termasuk pembatalan festival budaya di Papua yang berimbas pada turunnya wisatawan mancanegara dan berkurangnya tingkat hunian kamar hotel di Papua,” ucap ia.
Secara persentase, Bagas menyebut penduduk miskin di Papua meningkat 0,09 persen poin yaitu dari 26,55 persen pada September 2019 menjadi 26,64 persen per Maret 2020.
Namun presentase penduduk miskin di Papua untuk daerah perkotaan mengalami penurunan sebanyak 0,06 persen poin menjadi 4,47 persen yakni 4,53 persen pada September 2019. Hanya untuk perdesaan, naik sebanyak 0,14 persen poin menjadi 35,50 persen atau 35,36 persen pada September 2019.
“Ini juga karena peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan (GK) jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan, baik perkotaan maupun perdesaan,” kata ia.
Ditambahkan dia, pada Maret 2020,sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan sebesar 66,82 persen, sedangkan perdesaan sebesar 78,89 persen.
Sementara komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap GK Provinsi Papua di daerah perkotaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, ikan kembung dan daging ayam ras.
Sedangkan komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap GK di perdesaan adalah ketela rambat atau ubi, beras, rokok kretek filter, daging babi, dan daging ayam ras.