Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua menyatakan proses evaluasi (pergantian) pelatih jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021, merupakan hal yang lumrah dan tak perlu dibesar-besarkan publik.
Hal tersebut merujuk pada kabar pemecatan salah satu pelatih cabang olahraga (cabor) wushu yang viral di media sosial baru-baru ini.
Proses evaluasi untuk meningkatkan prestasi atlet agar tujuan mempersembahkan medali di ajang PON XX 2021 dapat tercapai. Sebaliknya, sangat tak wajar bila KONI Papua masih mempertahankan pelatih dengan kinerja dibawah rata-rata.
“Semua pelatih saat ini kan dievaluasi. Artinya, tidak mesti seorang pelatih dipertahankan (kalau tidak berkontribusi). Lembaga Puslatprov KONI Papua pun ada untuk melakukan evaluasi kepada atlet maupun pelatih”.
“Sehingga kalau pelatihnya mungkin tidak menjalankan tugas dengan baik, ada di luar daerah dan atletnya tidak berlatih dengan baik maka Puslatprov KONI Papua bisa melakukan evaluasi (pergantian) terhadap keberadaan pelatih itu. Artinya, kalau ada yang dievaluasi saya pikir itu hal yang wajar dan tidak harus kemudian dipersoalkan atau dipermasalahkan,” tegas Sekretaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya di Jayapura, Senin (28/9/2020)
Kenius katakan, sudah beberapa kali menerima laporan pada beberapa cabor, lebih khusus bela diri, oknum pelatih disebut kurang memberi variasi latihan yang maksimal bagi atlet. Alhasil, materi yang diberikan membuat mereka jenuh.
“Atlet itu selalu beri laporan (kepada saya), sehingga saya pikir dengan kejadian ini harus jadi warning bagi semua pelatih. Tapi sekali lagi evaluasi ini untuk kebaikan semua pihak dengan tujuan melahirkan prestasi,” tutupnya.