Berbagai kegiatan yang diprogramkan itu, juga harus bersinergi antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang terfokus dan langsung menyentuh kepada kebutuhan nelayan dan pembudidaya ikan atau biasa disebut masyarakat nelayan. Dan yang lebih terpenting adalah pengembangannya harus dimulai dari kampung-kampung baik, di daerah pegunungan sampai di daerah perisisir.
Demikian dituturkan Gubernur dalam sambutannya, yang dibacakan Asisten II Setda Provinsi Papua, Drs. W. D. Ochmbair, pada Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Dinas Perikanan dan Kelautan se-Provinsi Papua yang di gelar di Hotel Mahkota Hamadi, kemarin. Dikatakan Gubernur, luas laut Papua yang memiliki panjang sekitar 228.000 Km2, memiliki potensi perikanan laut maupun perikanan darat sebannyak 1.522.900 ton/tahun. Belum lagi potensi kelautan lainnya yang terkandung, seperti energi gelombang, industri garam, ekowisata dan bahan-bahan mineral lainnya yang perlu di kelola secara baik.
Karena itu, lanjutnya, perlu dilakukan pembahasan menganai hal-hal yang berkaitan dengan evaluasi kinerja, keberhasilan dan kendala-kendala yang menjadi faktor penghambat pengembangan perikanan di Papua.
Suebu menambahkan, melalui rakernis yang digelar ini, harus mampu merumuskan langkah-langkah perencanaan yang tepat dan strategis dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan Papua yang bertumpu pada tiga kebijakan dasar pembangunan antara lain Kebijakan dasar tentang pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan (Growth Centere Development), Kebijakan dasar tentang pembangunan yang bertumpu pada rakyat yang mengutamakan kepentingan rakyat (Pople Centered Development), Kebijakan dasar untuk menjaga memelihara stabilitas pembangunan (Development Countnuity).
“Jadi, rencana strategis yang diemban Dinas Perikanan dan Kelautan tahun ini diharapan sudah dapat memberkan hasil Oleh sebab itu, semangat Otonomi Khusus (Otsus) menjadi beban moril yang harus dipikul bersama dan diwujudkan pada setiap penyelengaraan pemerintahan di daerah ini.” ujar gubernur. Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, Ir. Astiler Maharadja mengatakan, bahwa dalam rakernis yang di gelar tahun kali ini akan difokuskan pada Kegiatan-kegiatan di beberapa titik yang telah ditentukan. Artinya, walaupun tidak semua desa dapat dilayani, namun
akan ada fokus-fokus kegiatan kita di beberapa desa maupun kampung, melalui pendekatan secara terpadu, baik secara pendanaan melalui dari kabupaten, provinsi maupun pusat.
Oleh karena itu lanjut Astiler, dalam rekerns ini, perlu ada kesepakatan bersama antara kabupaten/kota dan provinsi untuk memilih desa-desa yang menjadi fokus kegiatan pada tahun anggaran 2007 yang akan datang. "Jadi harus ada senergi baik pendanaan dari kabupaten/kota dan provinsi maupun pendanaan yang berasal dari APBN pusat dan juga tenaga yang berasal
dari kabupaten, provinsi maupun pusat. Kemudian akan di sepakati komuditas apa yang harus di kembangkan untuk taraf hidup masyarakat nelayan dan pembudaya ikan yang berada di persisir maupun di kampung-kampung,” ucapAstiler.
Dijelaskan, kegiatan-kegiatan perikanan saat ini yang langsung menyentuh kepada masyarakat adalah budidaya ikan air tawar maupun budidaya air laut yang terdiri dari pembudidayaan rumput laut, teripang dan juga jenis ikan-ikan basah lainnya.
Sedangkan untuk budidaya air tawar, akan di kembangkan di kolam-kolam maupun danau-danau didaerah setempat melalui budi daya keramba, “Misalnya danau Sentani, sekarang kami akan mencoba mengembangkannya untuk masyarakat yang tinggal disekitar danau Sentani melalui pengembangan keramba ikan, dan juga di Koya akan di kembangan melalui kolam tak lupa juga di Nabire dan Timika. Dengan kata lain, didaerah-daerah pedalaman kita akan kembangkan budidaya sedangkan didaerah persisir akan di kembangkan teknologi penagkapan ikan," tandasnya.