Kerja sama ini telah dituangkan dalam nota kesepahaman (memorandum of understansing/MOU), kata Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Bambang Kuncoko, di Jakarta, Selasa. "Polri memiliki sarana komunikasi dan personel hingga di tingkat desa-desa yang ada di pelosok seluruh tanah air, sehingga BMG mengajak Polri untuk menyebarluaskan informasi secara akurat," kata Kuncoko. Ia mengatakan informasi yang disampaikan BMG lewat Polri itu akan menjadi pengumuman yang cepat, akurat dan bisa dipercaya karena berasal dari institusi yang berwenang.
"Informasi akurat dari BMG akan disampaikan ke Mabes Polri lalu ke polda, polres, polsek, pos polisi hingga ke radio komunikasi polisi yang tersebar di lapangan," katanya menegaskan. Menurut dia, informasi yang akurat itu sangat dibutuhkan masyarakat agar tidak terjadi berita yang simpang siur dan malah membuat panik masyarakat yang takut adanya gempa bumi, tsunami ataupun bencana alam lain. "Namun, bagaimana teknis penyebarluaskan informasi itu masih akan dibicarakan lebih lanjut," katanya. Kuncoko mengakui bahwa kerja sama itu dilakukan karena saat terjadi gempa bumi, masyarakat banyak yang percaya informasi dari mulut ke mulut atau informasi lain yang beredar. "Banyak warga yang sudah keburu panik lalu berlarian akibat isu tsunami, padahal sebenarnya tidak ada tsunami. Untuk menormalkan informasi itu, butuh waktu hingga beberapa hari," katanya. Namun, Kuncoko belum bisa memastikan apakah jaringan komunikasi Polri itu dapat memberikan informasi peringatan adanya tsunami dalam waktu cepat, sebab secara teknis belum dibicarakan.