JAYAPURA - Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Papua, Semuel Siriwa merekomendasikan warga Lanny Jaya untuk mengubah masa tanam ubi jalar di wilayah setempat, guna mengikapi ancaman embun beku yang terjadi secara periodik.
“Contohnya jika peristiwa alam ini terjadi di bulan Juli dan Agustus, maka masa tanam ubi jalar itu harus majukan sehingga bisa dipanen sebelum Juli untuk ketahanan pangan”.
“Saya pikir masyarakat setempat sudah sangat pintar dan tahu cara membudidaya ubi jalar. Hanya mungkin kurang antisipasi masif untuk menyiapkan ketersediaan komoditi ini dalam menghadapi peristiwa alam embun beku itu,” terang Siriwa di Jayapura, Selasa (2/8/2022).
Menurut dia, dahulu pernah ada Fakultas Pertanian di salah universitas ternama yang melakukan kajian di Lanny Jaya.
Dimana peristiwa alam embun beku sebenarnya terjadi pada periode tertentu dan hanya bisa diatasi dengan budidaya ubi jalar, dimana tanaman tersebut dinilai sudah beradaptasi dengan baik di wilayah tersebut.
Dilain pihak, masyarakat setempat juga lebih memahami bagaimana menyimpan ubi jalar di dalam tanah, sehingga bisa dipanen secara bertahap.
“Namun kemarin dengan munculnya beras raskin dan beras murah ini juga mengubah pola konsumsi masyarakat setempat, jadi yang semestinya adalah kita harus terus pertahankan pangan lokal,” tutupnya
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua menyebut terdapat tiga kampung di Lanny Jaya, yakni Kampung Kuyawage, Kampung Lauren dan Kampung Jugu Nomba yang terdampak fenomena embun beku sejak awal Juni 2022.
Kondisi ini membuat 269 jiwa di daerah itu kesulitan pangan, dimana 56 lahan perkebunan ubi jalar dan sayur-sayuran di Kampung Lauren dan Jugu Nomba mengalami kerusakan. ***