JAYAPURA - Badan Pusat Statistik (BPS) Papua merilis data ekspor Papua pada Juli 2023 senilai US$257,43 juta atau turun 35,55 persen dibanding bulan sebelumnya yang senilai US$399,43 juta.
Menurut Kepala BPS Papua, Adriana Carolina Helena, bila dilihat dari jenisnya, ekspor Papua pada bulan ini berupa ekspor migas senilai US$6.429 dan ekspor nonmigas senilai US$257,42 juta.
"Terdiri dari Ekspor Papua Juli 2023 terdiri dari bijih logam, terak, dan abu (HS26) senilai US$251,41 juta. Kemudian ekspor Kayu & Barang dari Kayu (HS44) senilai US$1,45 juta."
"Lalu ada ekspor golongan Ikan & Hewan Air Lainnya (HS03) senilai US$0,12 juta dan Ekspor Non Migas Lainnya senilai US$4,44 juta yang dikirimkan langsung dari pelabuhan di Papua," terang Adriana di Jayapura, Selasa.
Berbeda dengan eskpor, impor Papua pada Juli 2023 tercatat senilai US$46,85 juta atau naik 55,77 persen bila dibandingkan denganJuni 2023 sebesar US$30,07 juta.
"Terdiri dari impor 10 golongan nonmigas utama pada Juli 2023 tercatat senilai US$23,68 juta atau naik sebesar 32,04 persen bila dibandingkan Juni 2023 sebesar US$17,93 juta," kata ia,
Diketahui, ekspor ke negara lainnya pada Juli 2023 senilai US$5,90 juta. Sementara impor dari tujuh negara utama pada Juli 2023 tercatat sebesar US$37,81 juta atau meningkat sebesar 53,62 persen dibanding Juni 2023 sebesar US$24,61 juta.
Tiga negara pemasok barang terbesar ke Papua pada Juli 2023 adalah Australia senilai US$24,61 juta (52,54 persen), Singapura senilai US$9,64 juta (20,57 persen), dan Malaysia dengan impor senilai US$8,86 juta (18,92 persen). ***