JAYAPURA - Pemerintah Provinsi Papua segera mengambil langkah mengatasi kecenderungan naiknya harga bahan pokok jelang Hari Besar Keagamaan Nasionakl (HBKN).
Upaya tersebut sebagai respon atas kenaikan harga bahan pokok yang biasanya terjadi dua pekan sampai dengan Natal (25 Desember 2023) dan Tahun Baru (1 Januari 2024).
"Pasokan bahan makanan ini kan perlu dijamin agar harga tetap stabil dan daya beli masyarakat terjaga selama dan setelah Natal dan Tahun Baru."
"Oleh karena itu, menjadi penting bagi Pemprov Papua segera melakukan monitoring harga sebagai indikasi kelangkaan pasokan," terang Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Papua, Jeri A. Yudianto, di Jayapura, Minggu (5/11/2023).
Masih menurut Jeri, dari pantauannya di lapangan, harga pangan pokok strategis pada umumnya dalam kondisi stabil, hanya saja terdapat beberapa komoditi yang mengalami tren kenaikan. Antara lain, daging sapi, bawang merah serta cabai rawit merah.
Kendati demikian, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tak melakukan pembelian panik sebab Pemerintah Provinsi Papua segera melakukan operasi pasar guna melakukan stabilisasi pasokan dan harga bahan pangan tersebut.
"Masyarakat jangan khawatir karena pemerintah provinsi tidak tinggal diam. Selain operasi pasar kita juga akan lakukan pasar murah."
"Ada juga sidak-sidak ke distributor maupun agen penyalur supaya bisa memantau langsung jumlah pasokan serta memastikan harganya tidak naik signifikan," tandas dia.
Diketahui, stok beras Bulog di Provinsi Papua per 3 November 2023 sebanyak 5.148 ton yang mampu bertahan hingga 3,4 bulan kedepan. Jumlah tersebut terbagi di tiga kantor wilayah, yakni Jayapura 2.369 ton, Biak 1.216 ton serta Serui 1.563 ton.
Sementara masih menurut Bulog Papua per 3 November 2023, stok beras komersil mencapai 582,818 kg, gula 235,400 kg dan minyak goreng 134,756 liter. ***