JAYAPURA - RSUD Jayapura mencatat sebanyak 100 pasien kanker telah melakukan kemoterapi di rumah sakit milik Pemprov Papua tersebut.
Hal demikian terungkap saat Penjabat Gubernur Papua Dr. Ridwan Rumasukun, SE, MM mendampingi Direktur Utama RS Dharmais dr. Seoko W. Nindito, MARS, saat meninjau pelayanan pasien kemoterapi di RSUD Jayapura, Senin (20/11/2023).
Peninjauan itu dilakukan usai penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi Papua dan sepuluh Rumah Sakit Pengampu Nasional untuk melakukan pendampingan di sejumlah rumah sakit milik Pemprov Papua maupun di kabupaten/kota.
Salah satunya, RS Dhamais sebagai Pusat Kanker Nasional yang akan mengampu pelayanan kanker di RSUD Jayapura.
Turut serta dalam kunjungan ini, Kepala Dinas Kesehatan Papua Dr. Robby Kayame, SKM,M.Kes, Kepala Bappeda Papua Yohanes Walilo, S.Sos,M.Si, dan Kepala Biro Organisasi Setda Papua sekaligus Penjabat Ketua TP PKK Linda S. Onibala, SE,MM.
Sekitar sejam, Penjabat Gubernur Papua Ridwan Rumasukun dan rombongan meninjau RSUD Jayapura, dimulai dengan peninjauan progres pembangunan gedung bunker radioterapi yang sedang dikebut agar bisa difungsikan akhir Desember 2023 ini.
Selain itu, Rumasukun juga mengunjungi sejumlah pasien kanker di ruang kemoterapi, berdialog dengan mereka dan memberi penguatan, serta mendengarkan laporan penanganan medis dari pihak RSUD Jayapura.
“Sudah berapa hari di sini? Semoga cepat sembuh ya mama,” sapa Penjabat Gubernur Ridwan Rumasukun kepada salah seorang pasien kanker payudara di ruang kemoterapi.
Pada kesempatan itu, Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura, dr. Jan Frits Siauta, Sp.B(K)Onk di hadapan Penjabat Gubernur Papua dan rombongan mengatakan, berdasarkan data sepanjang tahun 2023 ini, jumlah pasien kanker yang berkunjung ke RSUD Jayapura mencapai 100 orang per bulan.
Para pasien ini berasal dari 6 provinsi di Tanah Papua, bahkan ada yang merupakan rujukan dari luar negeri seperti Singapura dan Penang, Malaysia.
“Rata-rata 80 persen Orang Asli Papua. Ini tentu sungguh mengkhawatirkan, jadi kita harapkan perlu mengubah pola hidup sehat, makanan, termasuk juga budaya makan pinang yang beresiko kanker,” kata dr. Jan.
Menurut dr. Jan, di satu sisi, pihak RSUD Jayapura tentu senang dan bangga bahwa Unit Kemoterapi makin dipercaya dalam menangani pasien kanker. Tetapi di sisi lain, dengan keterbatasan SDM yang hanya dua dokter spesialis dan serta minimnya tenaga penunjang, ia mengakui pihaknya sangat kewalahan dalam pelayanan. Belum lagi tingginya biaya obat-obatan yang sangat mahal, yang harus disediakan rumah sakit.
“Alat CT Scan kita sudah rusak selama hampir dua tahun ini. Kemudian, mamografi, alatnya ada tetapi gedungnya rusak sehingga tidak bisa dipakai. Demikian pun USG alami kerusakan,” bilangnya.
Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengaatakan, terkait alat CT Scan, pihak Kementerian Kesehatan sudah menyatakan kesediaan untuk membantu dan direncakan akan tiba pada Januari 2024.
Selain itu, dalam mendukung pelayakan kanker, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kunjungan ke RSUD Jayapura, Rabu, 11 Oktober 2023 juga sudah menjanjikan akan membantu alat radioterapi dan tenaga fisikawan medis, spesialis onkologi radiasi, dan fisioterapi.
“Kalau gedung ini, kita akan rancang jadi Kemoterapi Super VVIP, supaya pasien dari pejabat atau orang swasta yang berduit bisa mau kemo di sini dan tidak perlu keluar Papua lagi. Tapi ini pelan-pelan dulu, yang sedang kita kebut itu gedung bunker supaya akhir tahun sudah berfungsi,” tegas Aloysius. ***