JAYAPURA - Badan Pusat Statistik (BPS) Papua mengumumkan ikan ekor kuning menjadi salah satu komoditas penyumbang deflasi terbesar di Kota Jayapura pada Desember 2023 dengan nilai 0,13 persen, disusul bahan bakar rumah tangga 0,09 persen lalu ada daging ayam ras 0,05 persen, serta ikan cakalang 0,02 persen dan kangkung 0,01 persen.
Sementara angkutan udara masih menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Kota Jayapura pada Desember lalu sebesar 0,32 persen kemudian disusul tomat 0,30 persen dan cabai rawit 0,10 persen.
“Inflasi dan deflasi ini tentunya karena adanya perkembangan harga berbagai komoditas pada Desember 2023 secara umum menunjukkan adanya kenaikan,” terang Kepala BPS Papua Adriana Carolina di Jayapura, Rabu.
Sementara berdasarkan hasil pantauan tim BPS Papua di Kota Jayapura, pada Desember 2023, lanjut Adriana, terjadi inflasi secara tahunan (year on year) sebesar 1,65 persen. Ini berarti terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,02 pada Desember 2022 menjadi 113,87.
“Sedangkan untuk tingkat inflasi secara bulanan (m-to-m) sebesar 0,78 persen dan tingkat inflasi year-to-day sebesar 1,65 persen,” jelas ia.
Inflasi masih menurut Adriana, terjadi juga karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran.
“Seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,69 persen, lalu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,72 persen, kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 persen serta kelompok kesehatan sebesar 2,38 persen,” katanya lagi.
Diketahui, kelompok pengeluaran yang memberikan andil atau sumbangan deflasi secara tahunan (y-on-y), yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,08 persen.
Kemudian kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen. ***