Untuk memenuhi Alat Utama Sistim Persenjataan (alutsista) TNI yang diperlukan, sekaligus mencoba membuat satu show room yang dapat dikembangkan dengan hasil produksi yang dapat dijual kepada pihak luar negeri. Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan RI Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin dalam konferensi pers dihadapan wartawan seusai memimpin pertemuan tiga bulanan antara Dephan dengan TNI dan BUMNIS di ruang rapat PT. PAL, Surabaya. Sekjen juga menjelaskan bahwa inti dari pertemuan ini, untuk mengetahui bagaimana komitmen BUMNIS industri pertahanan mampu memenuhi kebutuhan alat utama sistim senjata yang diperlukan TNI. Misalnya lanjut Sekjen, PT PAL yang mempunyai kemampuan divisi kapal perang, untuk mengoptimalkan perbaikan menyeluruh (overhaul) kapal selam yang semula dilakukan di luar negeri dan sekarang dapat dilakukan di dalam negeri. Pelaksanaan overhaul ini menurut Sekjen, tentunya akan bekerjasama dengan industri perkapalan di luar negeri dengan didukung persiapan infrastruktur yang diperlukan sesuai dengan prasyarat yang ditentukan. Selain kapal selam juga dibahas bagaimana skema kapal korvet nasional bisa dikembangkan.
Untuk memenuhi kepentingan kebutuhan Angkatan Darat, menurut Sekjen akan dilakukan pengembangan kendaraan tempur roda ban yang disebut APS (Angkut Personil Sedang) dengan daya muat 12 personil. Kendaraan tempur ini merupakan produk dari PT Pindad, dan akan ditampilkan prototype-nya pada tanggal 5 Oktober mendatang bersamaan pada HUT TNI, jelas Sekjen. Sementara itu, PT Dirgantara Indonesia (PT.DI) disamping memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh TNI Angkatan Udara serta TNI Angkatan Laut baik pesawat Fix Wing maupun Rotary Wing, juga akan mengembangkan roket yang pengelolaannya dilakukan oleh PT DI. Selanjutnya tentang PT. Len, menurut Sekjen akan menjadi bagian penting dalam suatu formulasi komunikasi satelit yang dimiliki TNI, sehingga sistim komunikasi satelit (siskomsat) TNI akan bekerjasama dengan PT Len dan PT. Telkom.Sedangkan dibidang bahan peledak, Sekjen menjelaskan untuk bahan peledak umum atau komersial menjadi porsi PT Dahana, sementara bahan peledak militer yang disebut bahan baku untuk munisi atau propelan, saat ini sedang dalam proses pengkajian ditingkat Dephan, yang nantinya merupakan tugas tambahan untuk dikembangkan oleh PT Pindad.
Pada akhir keterangan persnya Sekjen Dephan mengatakan bahwa pertemuan tiga bulanan ini akan diteruskan dan tidak hanya untuk kepentingan pertahanan/militer tapi juga untuk kepentingan non-militer. "BUMNIS-BUMNIS yang bergerak dibidang pertahanan diharapkan mampu memiliki dukungan untuk pembangunan di bidang non-militer”, jelas Letjen TNI Sjafrie. Hadir pada pertemuan tiga bulanan itu, Sekjen Dephan didampingi Dirjen Renhan dan Dirjen Ranahan, Kabalitbang serta Dirtekind dan Karo Humas Setjen Dephan. Sedangkan dari pihak BUMNIS para pimpinan dari PT. PAL, PT, Pindad, PT. DI, PT. Len dan PT. Dahana. Sementara dari Mabes TNI dan Mabes Angkatan hadir para perwira Tinggi, diantaranya Asisten Komunikasi dan Elektronika Kepala Staf Umum (Askomlek Kasum) TNI, Asisten Logistik (Aslog) dan Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan (Kadislitbang) dari masing masing Angkatan.