JAYAPURA - Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Papua mengimbau warga Bumi Cenderawasih untuk mewaspadai penyalahgunaan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di platform digital, yang bertujuan menyebar hoax jelang Pilkada 2024 maupun kejahatan online lainnya.
Menurut Kepala Dinas Kominfo Papua, Jeri A. Yudioanto, AI sejatinya dirancang untuk membantu serta memudahkan tugas-tugas kompleks pihak manufaktur, perbankan serta pemerintahan secara cepat dan efisien.
Namun demikian dewasa ini, masyarakat sebagai pengguna platform digital kerap disuguhi tayangan visual AI yang bermuatan menghasut serta berpotensi menimbulkan konflik hingga perpecahan pada tahun politik ini.
Karena itu, dirinya mengimbau warga untuk melakukan konfirmasi terhadap sejumlah tayangan visual AI atau sejenisnya yang sifatnya menghasut atau memunculkan nuansa pertikaian. Karena kecerdasan buatan akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan untuk menyebar hoax (berita bohong).
"Tentunya AI ini banyak dimanfaatkan untuk mendukung kinerja baik bisnis maupun pemerintahan. Tapi yang harus disadari adalah konfirmasi apa pun di platform, itu tetap dibutuhkan. Kita sebagai pengguna paltform harus bijak menggunakannya," terang Jeri di Kota Jayapura, Senin (15/7/2024).
Umumnya, masih menurut Jeri Yudianto, teknologi AI yang seringkali disalahgunakan pihak tertentu untuk membuat hoaks adalah deepfake. Dimana program Deepfake ini merupakan produk teknologi AI yang umumnya berupa gambar, audio, atau video yang dibuat seolah-olah nyata.
Tayangan visual tersebut dibuat seolah-olah tokoh dalam dalam video itu sedang menyampaikan satu seruan atau ajakan untuk melakukan hal tertentu.
"Sehingga sangat penting bagi masyarakat untuk memahami ciri-cirinya agar tidak tertipu," tandas Jeri.
Sebelumnya, marak beredar tayangan visual dalam bentuk AI oleh tokoh tertentu yang berpotensi memecah belah persatuan jelang Pilkada 27 November 2024. Tayangan visual beredar di platform media sosial whatsapp warga Jayapura dan sekitarnya. ***