JAYAPURA - Pemerintah Provinsi Papua menilai perlu ada inovasi layanan keuangan di kawasan perbatasan Skouw. Tujuannya untuk memperkuat sistem perdagangan lintas batas antara Indonesia dan Papua Nugini.
Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong, mengatakan transaksi ekonomi di Skouw selama ini masih bergantung pada penukaran uang manual. Warga Papua Nugini harus menukarkan kina ke rupiah secara tidak resmi sebelum berbelanja.
“Kalau alat tukarnya bisa langsung tersedia di sini, jauh lebih efisien dan aman. Kami harap sistem penukaran uang resmi difasilitasi,” ujar Ramses.
Pihaknya telah berdiskusi dengan Bank Indonesia dan perbankan nasional untuk membuka layanan keuangan yang ramah perbatasan. Salah satunya berupa ATM atau sistem digital yang dapat memproses transaksi dua mata uang.
“Rupiah tetap digunakan di Indonesia, tapi kalau warga PNG bisa pakai kartu atau sistem tertentu, mereka tidak perlu repot tukar tunai,” tambahnya.
Skouw menjadi titik strategis perdagangan lintas negara di wilayah timur Indonesia. Aktivitas jual beli di kawasan itu didorong oleh pengunjung dari Papua Nugini setiap pekan.
Ramses menilai kolaborasi antar lembaga keuangan penting untuk membangun sistem transaksi yang aman, efisien, dan terintegrasi. Skouw diharapkan bisa menjadi model ekonomi perbatasan yang modern di masa depan. ***