Badan Pusat Statistik (BPS) Papua menyatakan di bulan Oktober 2006, Kota Jayapura mengalami inflasi sebesar 1,05 % dimana pada bulan sebelumnya mengalami deflasi atau inflasi negatif sebesar –0,10 %. Hal ini disebabkan adanya kenaikan angka indeks dari 154, 19 pada bulan September menjadi 155,81 pada bulan Oktober. Inflasi yang terjadi di Kota Jayapura ini cenderung disebabkan leh kenaikan harga-harga menjelang Hari Raya Idul Fitri 1427 H.
Kepala BPS Papua, Ir. JA Djarot Soetanto, MM mengatakan kenaikan angka indeks pada bulan Oktober terjadi pada 6 kelompok pengelaran. Pertama pada kelompok bahan makanan, makanan jadi dan minuman; kedua pada kelompok rokok dan tembakau; ketiga, pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; keempat pada kelompok sandang; kelima pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta keenam pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Menurutnya, perubahan indeks Kota Jayapura sebesar 1,05 % lebih tinggi dibanding nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,86%. Secara umum, lanjutnya, perubahan indeks pada bulan Oktober dari semua Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di 45 Kota mengalami inflasi termasuk Kota Jayapura, sedangkan 4 Kota mengalami deflasi. Sedangkan range perubahan indeks secara nasional berkisar –0,66 % s/d 2,98 %.
Djarot menjelaskan, laju inflasi Kota Jayapura tahun kalender (Januari 2006-Oktober 2006) Kota Jayapura sebesar 8,17 % masih jauh lebih tinggi bila dibanding inflasi tahun kalender nasional sebesar 4,96 persen. Sedangkan untuk inflasi Year on Year dibulan Oktober 2006 terhadap Oktober 2005 adalah sebesar 9,90 % atau masih jauh lebih tinggi bila dibanding nasional sebesar 6,29 persen.
“Inflasi yang terjadi pada bulan Oktober di Kota Jayapura dipengaruhi oleh kenaikan indeks yang cukup signifikan pada sub kelompok ikan diawetkan 7,53 %; telur susu dan hasil-hasilnya 7,49 %; bahan bakar, penerangan dan air 7,45 %, sub kelompok ikan segar 4,55 %. Sedangkan sub kelompok yang sangat berperan menahan laju inflasi di Kota Jayapura yaitu pada sub
kelompok sayur-sayuran dengan nilai –2,73 %,” kata Djarot. Ditambahkan, untuk komoditi yang sangat dominan memberikan sumbangan inflasi terdapat pada minyak tanah, ikan ekor kuning, telur ayam ras, cabe merah, susu kental manis, tomat sayur, cumi-cumi dan nangka muda. Kemudian untuk andil komoditi yang cukup berperan menahan laju inflasi adalah kangkung, bawang merah, ikan cakalang dan daun singkong.