Komisi E DPR Papua menilai program pengangkatan atau mendatangkan dokter-dokter PTT (Pegawai Tidak Tetap) ke Papua yang telah menelan dana sebesar Rp. 3.030.236.000,- ternyata sampai pada bulan September 2006 bahkan sampai akhir tahun 2006 ini, tidak terealisasi sama sekali. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada keterpaduan antara rencana awal dan tindakan yang dilakukan.
Komisi E DPRP mempertanyakan apakah dokter-dokter yang ada, tidak ingin bekerja di Papua lagi ? atau karena tidak bekerjanya dinas kesehatan dalam melakukan koordinasi promosi serta membangun hubungan kerjasama yang baik dengan Derpkes RI maupun institusi-institusi pendidikan dokter yang ada sehingga realisasinya tidak berjalan baik.
Berkaitan dengan ini, Komisi E DPR Papua secara tegas meminta program kerja dinas kesehatan untuk dapat mendatangkan dokter-dokter baru sesuai kebutuhan untuk di Papua berdasarkan jumlah alokasi dana 2006 tersebut. Jika ternyata kebutuhan akan tenaga dokter melebihi ketersediaan dana yang ada, maka akan diupayakan penambahannya melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT) di tahun 2007 mendatang. Hal ini disampaikan Anggota Komisi E DPR Papua, Yosepin Pigay, S.Sos saat membacakan laporan Komisi E terhadap materi APBD Perubahan Tahun 2006, pada Sidang Paripurna ke-V, Jumat (17/11).
Sementara itu, Wakil Gubernur Alex Hasegem saat dikonfirmasi wartawan mengatakan berkaitan dengan perekrutan dokter PTT, masih terbentur pada soal selera dan lokasi. Karena ada kecendrungan bagi para dokter PTT yang ingin cepat-cepat pulang apabila bekerja di wilayah terpencil. Untuk itu, lanjut Wagub, kedepan akan dibuat satu format kebijakan dalam UU 21 Tahun 2001 tentang Otsus bagi Papua, sehingga ada kebijakan untuk pengangkatan dan penempatan tenaga dokter tanpa harus melihat maupun mempertimbangkan kebijakan Pemerintah Pusat. Hal ini, katanya, tentu dengan mengikutsertakan pemberian penghargaan yang setimpal, yang kemudian akan dikonversikan dengan pengabdian dan perhitungan kondisi daerah, dengan harapan agar supaya siapa saja bisa tertarik datang bekerja di Papua. “Upaya seperti ini yang akan kita lakukan kedepan untuk menarik minat para
dokter PTT yang mau bekerja dan mengabdi di Papua,” ujar Alex.