Pernyataan itu dikemukakan Bupati Keerom, Papua, Drs.Celsius Watae menjawab pertanyaan Antara di Jayapura, Senin, tentang keinginan sekelompok masyarakat yang pernah menyeberang ke Papua Nugini (PNG) dan kini telah kembali ke kampung halamannya yang meminta agar pemerintah membangun sarana perumahan yang layak dan bantuan kemanusiaan lainnya. Sebanyak 37 kepala keluarga (KK) atau 174 jiwa yang menyeberang ke PNG pada pasca tindakan kekerasan aparat pemerintah 1970-1978 dan telah kembali ke kampung halamannya di Kampung Yabanda, Distrik Senggi. Watae menegaskan, keinginan warga eks penyeberang itu dihargai tetapi pemerintah memberlakukan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat sama tidak beda-bedakan atau prioritas bagi eks penyeberang dengan penduduk yang selama ini berada di daerah perbatasan RI dan PNG. Sebab, tuntutan eks penyeberang ke PNG itu diberikan perlakukan khusus dikhawatirkan menimbulkan ketidak-harmonisan diantara warga masyarakat, sehingga pemberlakukan pembangunan diprioritaskan sama.
Menurut Watae, Gubernur Papua Barnabas Suebu dalam kunjungannya ke Port Moresby, ibukota, PNG sekaligus menghadiri peringatan kemerdekaan PNG 16 September 2006 di tengah para pengungsi Papua meminta agar kembali ke Papua untuk membangun kampung halamannya karena situasi keamanan sampai saat ini sangat aman dan pemerintah memberikan perhatian serius yang dituangkan dalam UU Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Papua. Pemerintah membelakukan sama dengan warga Papua lainnya yang berada di Papua dan pemerintah tidak membeda-bedakan antar pelintas batas dengan penduduk yang ada saat ini. "Pemkab Keerom tidak membeda-bedakan dalam memberikan perhatian pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang selama ini berada di Keerom maupun eks penyeberang. Sebab kalau diberikan prioritas kelompok tertentu akan menimbulkan kecemburuan di antara mereka," ujar Watae.
Walaupun demikian, Pemkab Keerom melalui Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan setempat telah mengeluarkan bantuan kepada 37 KK atau 174 jiwa di Yabanda yang kembali dari PNG berupa obat-obatan, beras, supermie, minyak goreng dan bahan makanan dan minuman lainnya serta tenda-tenda. "Yang penting masyarakat sudah kembali ke dusun-dusun masing dan pemerintah akan terus memberikan pelayanan pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik daripada waktu-waktu sebelumnya, termasuk eks penyeberang ke PNG itu," pinta Watae. Keerom dimekarkan dari Kabupaten Jayapura tahun 2003 dan menjadi kabupaten definitive tahun 2005 ketika Watae bersama Bupatinya Wafir Kosasih dilantik pertamakali periode 2005-2010.