Pasangan capres-cawapres Partai Golkar, Wiranto dan Salahuddin Wahid, mendapat nomor urut satu untuk proses pemilu presiden 5 Juli 2004. Sedangkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi (PDIP) memperoleh nomor urut dua, diikuti pasangan Amien Rais-Siswono Yudhohusodo nomor urut tiga, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla nomor urut empat, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar nomor urut lima.
Nomor urut tersebut diperoleh masing-masing pasangan melalui undian yang jujur dan terbuka di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta, semalam. Acara tersebut disaksikan segenap anggota KPU, tim kampanye masing-masing pasangan capres-cawapres, serta pimpinan parpol atau gabungan parpol yang mengajukan calon.
Satu-satunya yang tidak hadir dalam acara itu hanya capres Susilo Bambang Yudhoyono - karena sedang menunaikan ibadah umrah. Namun Ketua KPU Nazaruddin Sjamsuddin ketika membuka acara tersebut sempat menyatakan bahwa Yudhoyono telah menitipkan mandat kepada Kalla untuk mewakilinya memperoleh nomor urut.
Wiranto seusai acara itu sempat menyatakan rasa suka-cita atas nomor urut yang dia peroleh - padahal dia dipanggil panitia di urutan akhir. "Kita dipanggil sesuai abjad. Jadi, 'W' itu belakangan. Tapi kita ambil (susunan) yang di atas, nggak usah milih. Ternyata kita memperoleh nomor satu. Jadi, terima kasih ya," kata Wiranto.
Capres-capres lain juga menyatakan nomor urut masing-masing cocok dan sudah pas buat mereka. Amien Rais, misalnya, menyebutkan bahwa nomor urut 3 yang dia peroleh sungguh bagus karena berada di tengah lima kontestan yang akan bertarung. Sementara Hamzah Haz yang mendapatkan nomor urut lima mengaku bahagia karena nomor urut itu sama dengan nomor urut PPP saat pemilu legislatif 5 April. "Jadi, kampanye saya tidak sulit lagi. Tinggal menyambung saja," katanya.
Sedangkan cawapres Jusuf Kalla menyatakan bahwa nomor urut yang diperoleh pasangan SBY-Kalla (nomor 4) sudah pas karena pemilu pilpres berlangsung pada tahun 2004.
Ketua Pokja Pendaftaran Capres/Cawapres KPU Anas Urbaningrum dalam acara itu juga melakukan validasi nama dan foto masing-masing pasangan calon. Validasi tersebut dimaksudkan sebagai koreksi akhir nama dan foto para capres/cawapres sebelum dicantumkan dalam surat suara pada pemilu presiden presiden 5 Juli.
Anas juga mengingatkan presiden dan wakil presiden yang kelak terpilih diharapkan bisa memberikan banyak "hadiah" berupa kemakmuran dan kesejahteraan kepada rakyat Indonesia.
Di depan pasangan capres-cawapres dan masing-masing tim kampanye, Ketua Pokja Kampanye Pemilu Presiden KPU Hamid Awaluddin kembali mengingatkan berbagai rambu-rambu kampanye dan masalah dana kampanye. Dia mengatakan, penanggung jawab kampanye adalah masing-masing pasangan calon. Namun dalam pelaksanaan operasionalnya itu dipertanggungjawabkan oleh tim kampanye.
Hamid mengatakan, kampanye dilakukan untuk meyakinkan pemilih agar calon memperoleh dukungan maksimal melalui penawaran visi, misi, dan program terhitung sejak 1 Juni sampai 1 Juli 2004. Khusus 3 Juni, kegiatan kampanye ditiadakan karena saat itu adalah hari libur nasional dalam rangka peringatan Waisyak.
Sementara itu, para tokoh agama Kristen menyatakan akan berupaya meneruskan informasi kepada pendukungnya agar memenangkan pasangan Wiranto-Gus Solah dalam pemilu presiden 5 Juli. Itu disampaikan Ketua Badan Pekerja Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Pdt Herman Saud MTh dalam pertemuan dengan capres Golkar Wiranto dan cawapres Gus Solah di Jayapura, Sabtu. Pertemuan dihadiri gereja dedominasi di Papua, kecuali pihak keuskupan gereja Katolik.
Saud mengemukakan, hak pilih adalah hak setiap orang. Karena itu, tandasnya, perlu diberikan keyakinan agar di Papua orang Kristen bisa memilih Wiranto-Gus Solah menjadi pasangan presiden dan wapres periode lima tahun mendatang.
Wiranto sendiri mengaku akan mencatat apa yang diwanti-wanti Ketua Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua itu. Dia juga menyatakan, bila terpilih jadi presiden akan berusaha merangkul semua pihak untuk menjaga keutuhan NKRI.
Pada acara yang sama, dua tokoh gereja di Papua meminta agar mereka yang terpilih menjadi presiden dan wapres bisa memperhatikan pelaksanaan UU Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Papua serta pemekaran beberapa provinsi Papua, di samping soal konflik SARA seperti di Aceh, Ambon dan Poso.
Sementara itu, Raja Cirebon Keraton Kasepuhan PRA Maulana Pakuningrat menyatakan merestui pasangan SBY-Jusuf Kalla maju sebagai capres dan cawapres pada pemilu presiden mendatang. Itu dia sampaikan kepada mantan Menko Kesra Jusuf Kalla yang meminta doa restu kepada Kasultanan Kasepuhan Cirebon menyangkut pencalonannya bersama SBY.
"Pak SBY sebetulnya ingin sekali datang ke sini (Keraton Kasepuhan). Namun beliau tidak bisa hadir karena sedang menjalankan ibadah umroh di tanah suci," ujar Kalla. Selain meminta restu, kedatangan Kalla ke Cirebon juga untuk mendeklarasikan tim kampanye untuk wilayah Cirebon.