Tindakan manajemen Hotel Fujita Manokwari yang menolak Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) mendapat reaksi keras dari beberapa pihak. Salah satunya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Tigor Silaban yang sangat menyayangkan hal tersebut.
Menurutnya, hal demikian merupakan tindakan diskriminasi dari dunia perhotelan. Padahal saat ini pihaknya bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua beserta Pemerintah Daerah (Pemda) tengah gencar-gencarnya mengkampanyekan untuk tidak mendiskriminasi ODHA.
“Jadi kita sama saja seperti mundur kalau mendisriminasi ODHA. Padahal saat ini kita sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan tolak diskriminasi teradap ODHA,” katanya kepada wartawan usai menghadiri pertemuan tertutup dengan Gubernur Suebu, di Sasana Karya, Selasa (16/1) kemarin. Sebelumnya Tigor mengaku sempat kaget mendengar kejadian tersebut. Karena beberapa waktu lalu, Dinas Kesehatan telah menggelar pertemuan bersama dengan pihak Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Provinsi
Papua melalui sekertarisnya, Jefri Abel untuk mengkampanyekan tolak diskriminasi terhadap ODHA.
Selain itu, pihak PHRI diberikan pemahaman untuk ikut berpartisipasi mengkampanyekan kondom melalui kegiatan bagi-bagi kondom kepada para tamunya yang akan mengingap. “Jadi saya sebelumnya sempat kaget diskriminasi terhadap ODHA dilakukan oleh pihak hotel. Padahal kita sebelumnya sudah melakukan beberapa pertemuan dengan pihak PHRI yang diwakili sekertarisnya Jefri Abel. Kita juga berikan pemahaman kampanye kondom yang nantinya akan diberikan kepada para tamu. Makanya dengan adanya kejadian ini saya kaget,” akunya. Menurut Tigor saat ini langkah-langkah yang akan dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan berbagai phiak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam waktu dekat juga, lanjut Tigor, akan digelar beberapa pertemuan dengan pihak pengurus perhotelan guna menghilangkan tingkat diskrimasi terhadap ODHA didunia perhotelan. “Jadi tindakan diskriminasi itu harus segera dihentikan. Kan virus virus HIV/AIDSnya hanya menyebar kalau melakukan hubungan seks atau kontak darah
dengan ODHA. Kalau mereka hanya menginap kan itu tidak ada masalah, dan kalau ditolak itu tindakan diskriminasi,” cetusnya seraya menyayangkan sikap manajemen Hotel Fujita Manokwari.