"Pemerintah Provinsi Papua menyambut baik inisiatif PT. Freeport Indonesia (PTFI) yang membantu pemerintah untuk membangun Dunia Pendidikan melalui Lembaga Pengembangan Masyarakat Amume dan Komoro (LPMAK). Upaya pemberantasan buta aksara dan buta huruf oleh PTFI ini, dinilai positif karena sesuai dengan Intruksi Presiden (Inpres) yang menugasi Pemerintah Daerah diseluruh Indonesia untuk memberantas buta aksara dan buta huruf. “Ini positif karena Inpres pun mengamanatkan demikian. Dan kita pada prinsipnya menyambut baik,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua, Drs. James Modouw, M.MT, saat diruang kerjanya, Rabu (10/10) kemarin.
'Menurut Modouw, pemberantasan buta aksara dan buta huruf merupakan pangkal untuk memerangi kebodohan. Upaya Ini dinilainya sangat baik, karena pemberantasan kebodohan sama halnya dengan pemberantasan terhadap kemiskinan. “Jadi, bila buta huruf dan buta aksara bisa kita berantas, maka otomatis kita juga akan memberantas kebodohan. Selain itu, bila kebodohan kita berantas maka tingkat kemiskinan akan ikut pula kita berantas secara perlahan-lahan,” kata dia. Oleh karena itu, James Modouw mengemukakan bahwa pihaknya menyambut baik upaya tersebut. Namun, Ia mengusulkan agar Pembangunan bidang pendidikan bagi masyarakat disekitar areal penambangan PTFI, harus disesuaikan dengan Sumber Daya Alam yang ada. Misalnya, menyekolahkan para anak-anak siswa dibidang pertambangan. Sehingga ketika siswa itu lulus dikemudian hari, maka siswa itu dapat diberdayakan untuk bekerja pada areal penambangan PTFI.
'Disisi lain, lanjutnya, pemberian beasiswa yang selama ini dilakukan oleh PTFI bagi masyarakat disekitar areal penambangan, haruslah lebih selektif lagi. “Jangan hanya asal kasih saja, tetapi dilihat mana yang memiliki kemampuan maka itu yang harus diberikan. Sehingga sasaran pengembangan mutu pendidikan bagi masyarakat itu, bisa tepat sasaran,” tukasnya.