Laju inflasi Kota Jayapura bulan Februari 2008 mencapai 2,90 persen. Inflasi tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi Januari sebesar 3,33 persen. “ Laju tersebut lebih tinggi dibanding Nasional yang mencapai 2,44 persen, “ kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Djaroet Soetanto saat menyampaikan Press release di Kantor BPS Papua, Senin (3/3).
Sedangkan laju inflasi Year on Year Februari 2008 terhadap Februari 2007 sebesar 12,16 persen juga jauh lebih tinggi dibanding Nasional 7,40 persen. Inflasi pada Februari 2008, terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada lima dari tujuh kelompok pengeluaran yakni pada kelompok bahan makanan 6,06 persen, kelompok kesehatan 1,63 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,47 persen, kelompok sandang 1,09 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan
bahan bakar 0,09 persen.
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks. “Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Papua pada Februari 2008 terjadi inflasi 2,90 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga konsumen (IHK) dari 179,87 pada Januari 2008 menjadi 185,08 pada Februari 2008, “ ujarnya. Inflasi yang terjadi sangat dipengaruhi oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan 6,06 persen. Sub kelompok yang mengalami kenaikan cukup tinggi yaitu sub kelompok ikan segar 14,24 persen, sub kelompok sayur-sayuran 12,81 persen dan sub kelompok ikan diawetkan 9,75 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan memberikan andil inflasi kota Jayapura selama Februari 2008 antara lain, ikan ekor kuning 0,53 persen, kacang panjang 0,49 persen, bayam 0,40 persen, ikan cakalang 0,26 persen, ikan kembung 0,24 persen, minyak goring 0,17 persen, beras 0,16 persen, mie 0,12 persen, kangkung dan cabe rawit masing-masing sebesar 0,11 persen serta tempe 0,10 persen.