"Untuk mendongkrak penerimaan PAD, Pemerintah Provinsi Papua beberapa waktu lalu membeli kapal putih senilai Rp. 42 miliar dari salah satu perusahaan pengadaan kapal di Palembang. Kapal baru tersebut, rencananya akan dikelola oleh perusahaan pelayaran milik daerah yang merupakan holding dari perusahaan daerah PT. Rakyat Papua Sejahtera, yang rencananya akan didirikan dalam waktu dekat.
Hal demikian sebagaimana dikemukakan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua, Soleman Wairo, saat memberikan keterangan disela-sela peninjauan kapal putih berkapasitas 1200 GT tersebut, Kamis (20/8). Menurut Wairo, pembelian kapal ini sudah jelas untuk dikomersilkan dalam upaya mendapatkan PAD bagi daerah ini. "Namun untuk langkah awal, kita pake harga komersial dulu. Dalam artian, jika kapal ini beroperasi, kemungkinan harganya akan lebih mahal ketimbang harga kapal perintis".
"Tapi begitu kita dapat dana operasional dari subsidi perintis, barulah kapal ini sifatnya perintis. Jadi harus dibedakan antara perintis dengan tarif komersial. Dan kemungkinan tahun 2010 baru kita masuk jaringan armada perintis," jelasnya. Ditanya soal perbedaan kapal KM. Papua Baru dengan 6 kapal perintis milik Papua yang diadakan oleh Pemerintah Pusat, Wairo menjelaskan bahwa cukup banyak perbedaan yang bisa ditemui. Antara lain, pemasangan fasilitas ac diseluruh ruangan kapal termasuk penyediaan kamar kelas, ruang pertemuan, laundry, serta ruang rekreasi. " Hanya saja di kapal ini (KM.Papua Baru), para penumpang tidak mendapat makan seperti di kapal perintis. Jadi penumpang hanya menyewa kamar. Dan sudah jelas bahwa kapal Papua Baru lebih khusus untuk mengangkut penumpang. Karena 6 kapal perintis yang sudah ada, dirancang untuk mengangkut penumpang dan barang," jelas Wairo.