"Lebih dari Rp. 2 miliar, dibelanjakan masyarakat Kota Jayapura untuk membeli kembang api dan petasan pada pesta perpisahan tahun 1 Januari 2010 lalu. Menurut hitung-hitungan prediksi Kepala Badan Pusat Statistik Papua, Ir. Djarot Soetanto,MM jika tiap-tiap orang membelanjakan uang sekitar Rp. 500 ribu kemudian dikalikan 10 hingga 20 persen masyarakat Kota Jayapura yang berjumlah sekitar 200 ribu, maka hasil kotor yang bisa didapatkan paling sedikit sekitar Rp. 2 miliar lebih. “Apalagi tahun ini penjualan kembang api meningkat dari tahun sebelumnya, baik dari segi harga maupun dari kembang api dan petasan yang dibakar, â€Âkata Djarot saat memberikan komentar, seputar prediksi pembelian kembang api dan petasan di Kota Jayapura, Rabu (6/1).
Menurut Djarot, untuk tahun ini saja, pembakaran kembang api dan petasan pada perpisahan tahun 2010 kemarin, diperkirakan berjalan lebih dari 1 jam. Sementara penutupan tahun 2008 lalu, pada perpisahan tahun lalu, hanya terdengar sekitar 10 menit sebelum penutupan akhir tahun. “Jadi, kita hitung saja harga kembang api di Kota Jayapura berkisar Rp.10 ribu hingga Rp.1 juta. Dan sebelum perpisahan tahun, masyarakat juga sudah mulai membakar petasan dan kembang api,†akunya. Kendati begitu, Djarot pada kesempatan tersebut mengatakan inilah paradoks yang sering dilihat oleh orang luar. Yakni, dengan modus membakar kembang api dengan lebih meriah dari tahun sebelumnya. Bahkan kemeriahan Kota Jayapura, diperkirakan lebih meriah dari persat di Jakarta.
“Sebab hal demikian cukup ironis, dimana tingginya angka kemiskinan di Jayapura bahkan secara Nasional, namun hanya dalam 1 jam, masyarakat membakar uang sekitar Rp. 2 miliar lebih, "tukasnya.