Masa kepemimpinan Soleman Wairo sebagai Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Papua, tinggal menghitung jari. Tepat tanggal 1 Oktober 2010 mendatang, merupakan hari terakhir dirinya memimpin instansi yang membidangi infrastruktur transportasi udara, laut dan darat tersebut. Menyadari akan hal itu, pria kelahiran Kabupaten Waropen ini mengaku selama dirinya menjabat, masih ada beberapa pekerjaan prioritas yang belum tuntas dikerjakan olehnya. Ia lantas menitipkan dua program prioritas, yang menurutnya wajib untuk dilanjutkan guna menyokong peningkatan perekonomian daerah. Yaitu, melanjutkan Pembangunan Pelabuhan Depapre di Kabupaten Jayapura dan Pelabuhan Pomako di Kabupaten Mimika. “Pembangunan dua pelabuhan ini saya pikir sangat penting untuk diselesaikan karena bakal menunjang peningkatan perekonomian daerah,†tandasnya saat, usai acara silahturahmi dan halal bihalal keluarga besar perhubungan di Jayapura, yang diselenggarakan di Aula Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Papua, Kamis (24/9) siang. Lebih spesifik dijelaskan Wairo, penyelesaian pembangunan Pelabuhan Depapre dianggap penting untuk mengalihkan penumpukan kontainer di Pelabuhan Laut Jayapura. Disisil lain, letak Pelabuhan Laut Jayapura yang berada di tengah-tengah pusat kota, kerap menimbulkan kemacetan. “Maka itu, sekali lagi saya katakan Depapre itu harus dipercepat karena bisa menjadi pelabuhan kontainer dan konvensional. Selain itu, Pelabuhan ini lebih dekat ke wilayah Pegunungan Tengah untuk transportasinya. Dan minimal tahap satunya sudah harus selesai lebih dulu dalam waktu dekat sehingga tahap lainnya bisa segera diselesaikan,†tuturnya. Ditambahkan dia, Pelabuhan Laut Pomako di Mimika yang merupakan Pelabuhan kontainer, juga merupakan infrastruktur perhubungan yang harus segera dirampungkan. Dengan begitu, pelabuhan ini akan bisa menunjang kegiatan pengangkutan barang dan jasa menuju kota Timika yang kebutuhan masyarakatnya semakin hari kian meningkat. Selain dua pelabuhan laut tersebut, Wairo juga menuturkan pihaknya tengah melaksanakan pembangun bandara udara yang dapat didarati pesawat jenis ATR-72. “Ini sudah kita bangun di Yahukimo dan sudah operasi. Berikut di Oksibil Pegunungan Bintang, dan Wagete Kabupaten Deyai. Tahun 2011 baru kita mulai masuk di Bandara Sinak Kabupaten Puncak. Dan ini menjadi penting untuk dilaksanakan oleh penerus saya sebab selama jalan darat belum bisa tembus di Papua, angkutan udara menjadi sangat dominan. Karena jika infrastruktur perhubungan tak ada maka perekonomian suatu daerah tidak akan berkembang pula,†tutupnya.