Badan Pusat Statistik (BPS) Papua mencatat, nilai ekspor Papua pada November 2010 adalah 447,83 juta US$ atau naik 127,94 persen dibandingkan total ekspor Oktober 2010 yang tercatat hanya 196,47 juta US$. Menurut Kepala BPS Papua, Ir.JA. Djarot Soetanto,MM, faktor pendorong kenaikan tersebut adalah naiknya volume dan rata-rata harga ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) masing-masing sebesar 109,66 persen dan 18,71 persen.
Pada November 2010 juga tercatat adanya ekspor migas berupa Minyak Pelumas senilai 0,007 juta US$ yang ditujukan ke Papua New Guinea, kata Djarot , kemarin. Sementara untuk total ekspor pada kumulatif Januari - November 2010, lanjut Djarot, mengalami kenaikan 22,48 persen dibandingkan total ekspor kumulatif yang sama tahun 2009, yakni dari 3.466,98 juta US$ menjadi 4.246,23 juta US$. HS26 sebagai produk ekspor unggulan Papua merupakan pemicu naiknya total ekspor kumulatif Papua akibat naiknya volume ekspor komoditi tersebut untuk memenuhi permintaan ekspor dari negara-negara Asia dan Eropa. Sedangkan pada November 2010, negara utama yang menjadi tujuan ekspor non migas adalah Jepang, Korea Selatan, dan India.
Total ekspor non migas ke negara utama tersebut adalah 407,92 juta US$ dimana lebih dari 90 persennya adalah ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26). Sementara untuk ekspor non migas ke negara lainnya pada November 2010 adalah 39,90 juta US$, antara lain ke Cina, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, tuturnya.
Sama halnya dengan nilai ekspor, kata Djarot, kenaikan juga terjadi untuk total impor Papua pada November 2010, yaitu sebesar 163,08 juta US$ atau naik 24,19 persen dibandingkan total impor pada bulan Oktober 2010 sebesar 131,31 juta US$. Impor di bulan November 2010 tersebut, terdiri atas impor migas senilai 50,71 juta US$ dan impor non migas senilai 112,37 juta US$.
Nilai impor terbesar berasal dari komoditi Bahan Bakar Diesel senilai 28,70 juta US$ atau memberikan andil 17,60 persen terhadap total impor November 2010. Andil tertinggi kedua sebesar 5,46 persen berasal dari impor Suku Cadang Alat-alat Berat senilai 8,90 juta US$, bebernya. Sementara menurut negara asal, tambah Djarot, nilai impor non migas tertinggi pada November 2010 berasal dari Australia senilai 55,40 juta US$ dimana lebih dari 40 persennya berupa impor golongan Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (HS84).
Jadi, secara keseluruhan nilai impor non migas dari 7 negara utama pada November 2010 adalah 109,00 juta US$ atau naik 21,11 persen dibandingkan nilainya pada Oktober 2010. Impor non migas dari negara lainnya juga naik menjadi 3,37 juta US$ pada November 2010 dimana sebagian besarnya berasal dari Vietnam berupa Beras Giling, jelasnya.