Kemajuan teknologi informasi kini telah berkembang dengan cepat, dan juga telah banyak membantu penyebaran informasi dari pusat ke daerah dengan cepat. Pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi yang cukup menarik pun dapat diamati dimana pertumbuhan fix phone atau telepon kabel dari 2002 hingga 2009 hanya mencapai 0,19 persen atau hanya menjangkau 9 juta penduduk Indonesia.
Sedangkan pertumbuhan telepon seluler mengalami peningkatan yang sangat signifikan, hingga 70 persen sejak 2002 sampai 2009. Penetrasi telepon seluler di Indonesia memang sangat besar, namun apabila dilihat khusus diwilayah Indonesia bagian timur, maka masih terbilang kecil atau dibawah 50 persen. Keberadaan infrastruktur dasar telekomunikasi yang belum berimbang antara Indonesia bagian barat dan timur yang memiliki medan relatif sulit dijangkau, sehingga menjadi kendala yang perlu perhatian khusus guna mendapatkan solusi.
Kondisi seperti ini tentu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena Indonesia merupakan negara berkepulauan dimana warga negara mempunyai hak yang sama, yaitu kemudahan dalam berkomunikasi dimanapun mereka berada, termasuk warga yang berada di Indonesia bagian timur, khususnya Papua yang sampai saat ini masih mengandalkan teknologi Vsat yang banyak dipengaruhi oleh kondisi alam Kaitannya dengan hal ini, Pemerintah Provinsi Papua merasa perlu disusun satu strategi atau langkah-langkah agar provinsi tertimur di Indonesia ini, tersedia konektivitas dimana bisa didapatkan akses yang cepat sebagaimana daerah di luar Papua. Sebab konektivitas tersebut sangat dibutuhkan dalam mendukung berbagai program pembangunan, termasuk pendidikan, pelayanan kesehatan, pendapatan daerah dan dunia bisnis.
Maka itu, melihat kondisi ini kita akan mencari solusi praktis dan menyusun langkah-langkah strategi yang nyata agar tersedianya konektivitas di Papua guna mendapatkan akses yang cepat sebagaimana koneksi di luar Papua, terang Gubernur Papua, Barnabas Suebu, SH dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua, Drs. Elieser Renmaur pada Workshop membangun strategi E-Governmet, yang diselenggarakan di Swiss Belhotel Jayapura, Selasa (8/3).
Gubernur mengatakan, dengan adanya konektivitas tersebut, maka layanan pendidikan jarak jauh dapat dimungkinkan terjadi sehingga biaya yang diperlukan untuk mencerdaskan masyarakat menjadi tidak terlalu mahal. Sebab masyarakat diwilayah Indonesia bagian timur, khususnya di Papua akan dapat mengakses layanan ilmu pengetahuan sama seperti masyarakat di bagian Indonesia lainnya, dengan tidak lagi dibatasi oleh jarak maupun waktu.
Dilain pihak, masalah keterbatasan sumber daya manusia bukan lagi menjadi momok utama dalam mencerdaskan masyarakat di Papua. Begitu pula dengan layanan kesehatan dan dunia bisnis dengan adanya konektivitas, maka hambatan keterbatasan jarak dan waktu karena Papua yang begitu luas terdiri atas pesisir dan pegunungan maupun pulau-pulau, kini bakal teratasi.
Oleh karena itu harapan saya kepada para peserta workshop agar memanfaatkan momentum ini untuk memberikan solusi di Papua dengan memberikan sebuah konektivitas yang murah dan handal untuk dimanfaatkan dalam mendukung berbagai program pembangunan demi kemajuan Papua menuju Papua baru, imbaunya.
Sementara itu, kegiatan workshop sehari ini, dibuka secara resmi oleh Asisten Bidang Umum Setda Papua mewakili Gubernur. Ketua Panitia Penyelenggara, Kansiana Salle,SH selaku Plt. Kepala DPTIK Papua dalam laporannya mengatakan kegiatan yang dihadiri 100 peserta yang antara lain dari pejabat TNI/Polri maupun pimpinan instansi vertikal dan SKPD serta operator telekomunikasi ini, bertujuan untuk mendapatkan kesempatan bersama antara pihak Pemerintahan, bisnis dan masyarakat dalam mengatasi keterbatasan akses informasi dan komunikasi publik dalam rangka pengembangan e-government di Papua.