Dalam rangka momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011, Pemerintah mengajak masyarakat untuk berpartisipasi menjaga sumber daya alam (SDA) Indonesia terutama hutan agar bermanfaat secara berkelanjutan.
Upaya menjaga SDA ini, adalah untuk mencegah kerusakan hutan yang lebih cepat dibanding laju pemulihannya, yakni sekitar 1,1 juta hektar per tahun, sementara kemampuan pemulihan lahan rusak hanya sekitar 0,5 juta hektar atau 2 persen per tahun.
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta, mengatakan hal tersebut dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Bidang Aparatur Setda Provinsi Papua, Drs. Elia Ibrahim Loupatty, MM, pada upacara memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang diselenggarakan di Halaman Kantor Gubernur Dok II Jayapura, Senin (6/6) pagi.
Menteri mengatakan, laju kerusakan hutan di Indonesia kerap mengakibatkan bencana, seperti banjir dan longsor yang tidak hanya mengakibatkan kerugian ekonomi namun juga merenggut jiwa manusia. Kerusakan tersebut menjadi faktor dominan pengurangan nilai dan fungsi hutan yang seharusnya dapat memberikan layanan bagi kehidupan seperti menata siklus air, tempat beradanya keanekaragaman hayati dan memitigasi perubahan iklim.
Perlu pula diperhatikan dengan serius kerusakan hutan dan perubahan fungsi lahan karena memberikan kontribusi besar bagi memburuknya perubahan iklim di Indonesia. Maka itu, ancaman kelestarian hutan perlu diantisipasi secara optimal dimana seluruh aktivitas pembangunan, khususnya yang terkait dengan hutan harus berwawasan lingkungan dan mengacu pada daya dukung dan daya tampungnya.
Kita masih bisa melihat kegiatan industri terutama pertambangan yang merusak lingkungan, kemudian masih maraknya pembalakan liar atau illegal loging , konversi lahan untuk pemukiman dan perkebunan dan yang tidak kalah seriusnya adalah kebakaran hutan dan lahan yang tidak sedikit terjadi karena pembakaran dengan sengaja. Semua perilaku yang merusak tersebut harus diubah atau Indonesia yang sekarang memiliki hutan terbesar ketiga di dunia ini akan kehilangan hutannya dan kondisi dapat menjadi bencana besar, jelas Menteri.
Oleh karena itu, lanjut Gusti Muhammad Hatta, kita harus selalu sigap mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang akan datang ini. Kebijakan jeda terbang (moratorium) tetap perlu dikembangkan dan diatur secara berimbang. Sementara itu, konversi lahan mesti melihat aspek tata ruang yang melalui kajian lingkungan hidup strategis. Sedangkan hal penting lain adalah melanjutkan dan mengembangkan upaya upaya penanaman dan pemeliharaan pohon seperti gerakan 1 milyar pohon yang dicanangkan oleh Presiden.
Gerakan tersebut dapat dilakukan oleh semua individu yang pada dasarnya adalah hak dan kewajiban bersama. Karena hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca secesar 26 persen pada tahun 2020 dari kondisi business asusual dimana kontribusi hutan dan lahan gambut sekitar 80 persen, jelasnya. Sementara itu, kegiatan peringatan hari lingkungan hidup sedunia yang
dilaksanakan di Kantor Gubernur Dok II Jayapura, berlangsung sederhana. Upacara peringatan, dihadiri seluruh instansi pemerintah dan unsur TNI/Polri. Pelaksanaan upacara peringatan hari lingkungan hidup sedunia tersebut, dipimpin oleh Asisten Bidang Aparatur Setda Papua, Elia Ibrahim Loupatty selaku Irup (inspektur upacara) mewakili Gubernur Papua.