Sampai dengan saat ini, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah belum memiliki data tentang jenis-jenis ikan yang dilindungi, terancam punah maupun yang endemic di Papua.
Sulitnya untuk mengumpulkan data tersebut, menyebabkan terjadinya beberapa kepunahan terhadap beberapa jenis ikan yang habitatnya hanya berada di Provinsi tertimur di Indonesia ini. Salah satunya, ikan Hiu Gergaji yang habitatnya dipercaya hanya berada di Danau Sentani Kabupaten Jayapura. Menurut Samsul Bahri Lubis, Kasubdit Jenis Ikan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (KKJI) Kementrian Kelautan dan Perikanan, hingga saat ini ada banyak sekali data dan informasi yang tidak terkumpul secara baik tentang jenis-jenis ikan yang dilindungi maupun yang langka disatu Provinsi.
Data-data tersebut sangat sulit untuk didapatkan sampai dengan saat ini. Hal demikian tentunya akan sangat berdampak negatif apalagi jika status jenis ikan tersebut adalah jenis ikan endemic yang jika tidak diupayakan pengelolaanya, maka akan terjadi kepunahan. Salah satu contoh yang walau sudah dilindungi Hiu gergaji di Danau Sentani sudah punah.
Bahkan kita belum pernah lihat hiu itu. Yang ada hanya gambarnya saja. Ini kan seharusnya bisa jadi ikon suatu jenis ikan yang ada di Papua, kata dia disela-sela acara pembukaan fasilitas konservasi jenis, Selasa (21/6), bertempat di Hotel Andalucia Jayapura.
Ia mengatakan, kepunahan yang sama akan kembali terjadi pada ikan arwana Merauke jika tidak dilakukan satu pengelolaan terhadap jenis tersebut. Sebab tingginya tingginya angka eksploitasi dari manusia maupun bencana alam, maka tak ayal ikan ini akan bernasib sama dengan hiu gergaji Danau Sentani.
Untuk itulah berkaca kepada pengalaman ini, Pemerintah Pusat melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Papua merasa perlu menggelar kegiatan ini. Sebab kita harusnya punya tanggung jawab agar bagaimana sumber daya perikanan bukan cuma kita yang menikmati. Karena sumber daya perikanan atau alam itu bukan warisan nenek moyang tapi titipan untuk anak cucu kita sehingga kita musti sisakan dan dikelola untuk berkelanjutan bagi anak cucu kita.
Maka itu, kita mencoba melalui APBN dana dekon ini paling tidak kita sharing untuk kumpulkan data itu, lalu dari situ nanti kita akan tindaklanjuti seperti apa pengelolaannya. Apakah kita identifikasi, inventarisasi atau lakukan konservasi kawasan untuk solusinya, jelas dia.
Hal yang sama dikemukakan, Julius Papilaya, Kabid Sumber Daya Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Papua. Ia menuturkan ikan gabus Sentani yang adalah penghuni asli Danau Sentani, sampai saat ini telah mulai susah ditangkap oleh para nelayan akibat masuknya ikan Gabus dari daerah lain yang menjadi predator baru bagi ikan gabus Danau Sentani maupun ikan lain.
Julius pun mengomentari ikan hiu gergaji di Danau Sentani yang sejak 20 tahun lalu, dirinya berkarir di Dinas Kelautan belum pernah melihat ikan misterius tersebut. Ini tanda memang ada sumber daya kita yang sudah punah. Dan ini merupakan tanggung jawab yang besar bagi kita, karena hanya kita saja yang bisa memberikan dorongan dan perhatian bagi sumber daya yang ada disekitar kita ujarnya.
Menurut Julius, selama ini Dinas Kelautan dan Perikanan belum mempunyai data tentang jenis ikan di Papua, baik yang endemic maupun yang langka. Hal ini disebabkan karena Dinas Kelautan dan Perikanan kami tidak pernah melakukan pengumpulan data, serta ketidaktahuannya pihak Dinas Kelautan untuk melakukan pengumpulan data. Karena itu, melalui pertemuan ini kita bersama-sama berikan masukan yang positif agar data apa pun tentang jenis ikan yang ada diwilayah kita, kita coba inventarisir agar bisa mempunyai data base tentang jenis ikan di Papua.
Dengan begitu, kita bisa tahu mana yang sudah punah atau langkah dan kita juga bisa tahu masalah dan bisa ambil tindakan konservasi yang pas, tutupnya. Sementara itu, kegiatan fasilitasi konservasi jenis ini, dibuka secara resmi oleh Julius Papilaya, Kabid Sumber Daya Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Papua mewakili Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Papua.
Ketua Panitia Penyelenggara, Ir. Elisabeth Duallo mengatakan tujuan dan sasaran dari kegiatan tersebut adalah terkelolanya kawasan konservasi dan teridentifikasi jenis biota perairan yang dilindungi guna dihasilkannya suatu rumusan kesepakatan dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan dan jenis – jenis ikan yang dilindungi Kegiatan yang digelar selama dua hari (21 s/d 22 Juni 2011) ini, dihadiri sebanyak 30 orang terdiri dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Kabupaten/Kota yang berada di wilayah pesisir Provinsi Papua.