Dalam upaya meminimalisasi angka HIV/AIDS maupun Narkoba dibumi cenderawasih, Pemerintah Provinsi Papua menggunakan berbagai cara agar pesan yang disampaikan kepada masyarakat tersebut bisa diterima dengan baik serta memberikan dampak positif terhadap upaya pencegahannya.
Namun, harus diakui tak semua pesan yang disampaikan pemerintah melalui sosialisasi maupun kampanye, bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Sementara dalam upaya mendukung sosialisasi bahaya HIV/AIDS dan Narkoba di Papua, Dinas Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (DPTIK) Provinsi Papua memiliki cara tersendiri agar pesan tersebut bisa diterima dan dipraktekan oleh masyarakat.
DPTIK melalui bidang media massa, Sabtu (17/9) kemarin, melakukan pemutaran film di Kampung Weref Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura tentang bahaya seks bebas dan Narkoba yang bisa berujung kepada penyebaran virus HIV. Pemutaran film ini ternyata mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Ferry, salah satu warga dikampung tersebut mengaku sangat antusias dengan pemutaran flim tersebut karena pesan yang disampaikan besar-benar dapat dimengerti dan diterima. Tentunya ini sangat baik. Pesan yang disampaikan melalui film ini sangat bisa diterima dan kita perlu meneruskan pesan ini kepada orang-orang tersayang kita di rumah. Juga kepada lingkungan sekitar sehingga kita bisa meminimalisasi angka kasus HIV/AIDS di Papua yang saat ini terus meningkat, kata dia.
Ditempat yang sama, Nurjaya, Ketua RT 05 RW 01 Kampung Weref, Distrik Japsel Kota Jayapura, menyambut baik adanya pemutaran film tersebut karena akan berdampak positif bagi para generasi muda di kampungnya. Pihaknya menghimbau kepada masyarakat yang telah menonton pemutaran film untuk mengambil sisi positif dari pemutaran film tentang bahaya HIV/AIDS untuk selanjutnya dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari serta membuang hal-hal negatif yang tentunya akan menghantarkan kita kepada jurang kehancuran bahkan maut.
Karena film ini menceritakan tentang seks bebas yang terjadi di kalangan remaja dan keluarga serta apa dampaknya. Karena itu, saya himbau kepada masyarakat yang menyaksikan film untuk mengambil sisi positifnya sehingga bisa terhindar dari virus mematikan HIV/AIDS yang hingga saat ini belum ditemukan penawarnya, tukas dia.
Sementara itu, Kepala Seksi Media Cetak dan Perfilman DPTIK Papua Welhelmus Ndoin, S.iP, mengatakan dengan adanya pemutaran film ini, masyarakat diharapkan bisa terus diingatkan tentang resiko virus HIV/AIDS yang sampai saat ini belum ada penawarnya. Kegiatan serupa, tambahnya, akan terus dilakukan sehingga upaya pencegahan terhadap penyebaran virus mematikan HIV/AIDS, bisa diminimalisasi.