Batik Papua memiliki beberapa motif unik yang khas dan menceritakan tentang budaya Provinsi tertimur di Indonesia ini.
Beberapa motif yang kerap menghiasi batik-batik Papua adalah gambar burung cenderawasih dan tifa. Namun sejumlah alat kesenian masyarakat Papua kini diantaranya mulai diusulkan untuk dijadikan motif dalam batik Papua. Hal demikian sebagaimana dikemukakan Peneliti Balai Arkeologi Jayapura, Hari Suroto.
Ia menilai, motif bumerang serta lukisan prasejarah lainnya sangat menarik untuk dijadikan sebagai motif batik khas Raja Ampat, Papua Barat. Jadi motif bumerang dan lukisan prasejarah akan cukup menarik untuk dijadikan motif batik khas Raja Ampat. Jika hal ini dikembangkan maka batik Raja Ampat memiliki ciri khas dan menjadi pembeda dengan motif batik khas daerah lainnya, jelasnya, kemarin.
Dikatakan, motif lukisan prasejarah tersebut bisa dilihat pada tebing-tebing karst di pesisir pulau. Sementara beberapa motif lukisan lukisan itu diantaranya merupakan motif fauna air laut, bumerang, perahu, telapak tangan, abstrak dan manusia. Namun keberadaan motif bumerang, lanjutnya, menjadi satu hal yang menarik karena dalam tradisinya masyarakat Papua tidak mengenal benda tersebut.
Bumerang lebih dikenal dekat dengan suku Aborigin Australia. Dilain pihak, kata dia, motif batik Raja Ampat hanya berupa mahkota raja dan burung cenderawasih. Kedua motif ini dinilai masih belum lah mencerminkan kebudayaan atau kesenian Raja Ampat sebagai kabupaten bahari atau kelautan. Ia menambahkan, saat ini strategi pemberdayaan dan pengembangan batik Raja Ampat perlu dikembangkan dengan membuat satu desain peraturan yang dapat menjual dan memasarkan batik
Raja Ampat agar lebih dikenal masyarakat lokal maupun dunia. Usulan kedepan agar batik Raja Ampat ini mencoba membuat desain cap sendiri, kemudian membuat alat sendiri atau memesan alat sesuai dengan desain yang mereka kembangkan. Dengan demikian desain batik yang dihasilkan tidak pasaran, tuturnya.