Dari data beberapa tahun terakhir, ekploitasi terhadap sumberdaya hutan di Provinsi Papua semakin tinggi, dengan indeks laju pertumbuhan di atas 100%. Hal demikian sebagaimana diakui Penjabat Gubernur Papua dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Papua, Drh. Constan Karma dalam acara pembukaan Konsultasi Publik Kajian Lingkungan Hidup Strategis (klhs) RTRW Provinsi Papua, Senin (6/2) di Kantor Gubernur.
Meski begitu, ternyata pengorbanan sumberdaya hutan yang sangat luar biasa tersebut tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan indikator kesejahteraan atau kualitas hidup masyarakat maupun penurunan jumlah penduduk miskin. Kondisi ini tentunya akan menyadarkan kita bersama bahwa pengorbanan sumberdaya yang luar biasa tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup kita.
Mengetahui suatu ironi yang luar biasa tersebut, Sekda Constan Karma mengajak semua pihak terkait, agar mampu mereorientasi kembali terhadap langkah-langkah yang kita laksanakan dalam penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) tentang RTRW Provinsi Papua. Sebab merupakan kewajiban dan rutinitas, namun merupakan alat perencanaan, guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Papua, yaitu dengan meningkatnya kualitas hidup masyarakat tanpa mengorbankan kepentingan generasi mendatang, tutur dia.
Contoh yang lainnya, lanjut Karma, adalah bagaimana kita berusaha untuk memanfaatkan sumberdaya hutan yang ada, yaitu dengan tanpa mengorbankan keberadaannya, tetapi mendapatkan keuntungannya, seperti dari jasa lingkungan. Kondisi tersebut nantinya diimplementasikan dengan pengembangan kawasan gambut sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Rendah Carbon maupun dengan tetap mempertahankan sebagain besar wilayah Provinsi Papua sebagai hutan atau KEEP GREEN PAPUA.
Nah, upaya-upaya ini semua dalam rangka perwujudan pembangunan berkelanjutan di Papua. Oleh karena itu, saya menyambut baik pelaksanaan Konsultasi Publik Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Raperda RTRW Provinsi Papua. Saya menganggap sebagai langkah yang sangat strategis.
Saya mengharapkan agar Konsutasi Publik ini mampu mewujudkan kesadaran bersama bagaimana mereorientasi tujuan pembangunan kita, tukasnya. Menurut Sekda, Papua memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap upaya perwujudan pembangunan berkelanjutan bagi daerah maupun negara lain, terutama apabila dikaitkan dengan keberadaan hutan di Papua yang masih luas dan masih dalam kondisi hutan primer.
Predikat ini menjadikan Papua sebagai paru-paru Indonesia, Asia dan bahkan dunia. Hutan yang masih luas terjaga di Papua yang dianggap sebagai ketertinggalan belaka karena belum dieksploitasi, namun hal ini justru merupakan karunia Tuhan yang Maha Kasih yang harus tetap kita jaga dan kita lestarikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, lanjut dia, kita sudah semakin merasakan dampak dari terjadinya perubahan iklim global. Kondisi ini diakibatkan semakin meningkatnya emisi gas rumah kaca yang dimulai sejak terjadinya revolusi industri pada beberapa abad yang lalu hingga sekarang, yang pada gilirannya menimbulkan pemanasan global.
Kondisi ini tentunya tidak akan kita biarkan. Oleh karena itu,disamping upaya-upaya yang bersifat adaptasi, kita juga harus melakukan upaya-upaya yang bersifat mitigasi. Karena itu, kita telah melakukan Kajian Lingkungan Hidup strategis (KLHS) RAPERDA Provinsi Papua tentang RTRW Provinsi Papua. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) menjadi alat perencanaan penting bagi perwujudan pembangunan berkelanjutan, agar kita tidak musnah dari muka bumi karena keserakahan manusia sendiri, yang semakin hari semakin konsumtif, yang ditunjukkan dengan data jejak ekologis, jelasnya.