Penjabat Gubernur Provinsi Papua, DR. Syamsul Arief Rivai,MS menegaskan menurunnya rasa kebangsaan dan cinta tanah air menyebabkan terjadinya berbagai pertikaian maupun permasalahan sosial masyarakat sehingga kerap menciptakan instabilitas politik dan keamanan di daerah. Hal demikian tak dapat dipungkiri bahwa roda perekonomian masyarakat dipengaruhi oleh Menurunnya Rasa Kebangsaan, Ciptakan Instabilitas Politik & Keamanan Jayapura ? Penjabat Gubernur Provinsi Papua, DR. Syamsul Arief Rivai,MS menegaskan menurunnya rasa kebangsaan dan cinta tanah air menyebabkan terjadinya berbagai pertikaian maupun permasalahan sosial masyarakat sehingga kerap menciptakan instabilitas politik dan keamanan di daerah.Haldemikian tak dapat dipungkiri bahwa roda perekonomian masyarakat dipengaruhi oleh situasi politik dan keamanan suatu wilayah.Oleh karena itu,Gubernur meminta agar semangat nasionalisme mestiipupuk dan dikembangkan kembali didalam diri demi keutuhan dan kekokohan persatuan bangsa Indonesia guna mendukung aktivitas perekonomian masyarakat khususnya di Papua.Hal demikian sebagaimana penegasan Gubernur dalam sambutannya yang dibacakan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Papua, Drs. Elia Loupatty,MM disela-sela cara pembukaan seminar sehari melalui wawasan kebangsaan menuju Papua yang lebih sejahtera, Kamis (6/9), bertempat di Hotel La Premier Entrop Jayapura.
Dikatakan, bahwa globalisasi merupakan fenomena yang berkembang secara luas dalam peradaban masyarakat dunia. Globalisasi sebagai suatu proses, ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hususnya dibidang informasi, sehingga ia memiliki kemampuan untuk mengubah untuk engubah dunia secara mendasar.Tetapi dalam perkembangannya globalisasi menghadirkan pula permasalahan-permasalahan dalam tatanan kehidupan masyarakat kita, terutama pada aspek ideologi kebangsaan, seperti melemahnya pemaknaan ilai-nilai budaya, menurunnya rasa kebangsaaan dan cinta tanah air, patriotisme, sifat kegotongroyongan serta gaya hidup yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Merujuk kepada kondisi tersebut, lanjut Gubernur, maka p erlu dipahami bahwa masyarakat Indonesia merupakan kelompok masyarakat yang sangat beragam terutama diwilayah Provinsi Papua. ?Karenanya, keberadaan ini mestinya dipandang sebagai perekat semangat persatuan dan kesatuan bangsa, bukan sebagai penghalang yang malah menciptakan sekat antar anak bangsa. Sebab pembangunan di Papua tidak akan maksimal jika masyarakat baik tokoh agama, tokoh adat, pemuda, pengusaha, petani, swasta, serta tua dan muda, tidak menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan,? tegasnya. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur menambahkan kesejahteraan masyarakat pasti akan meningkat jika setiap pihak bersama-sama memajukan perekonomian dengan menjunjung tinggi semangat kebangsaaan yang kita pahami dalam bhineka tunggal ika. Harapan tersebut hanya akan terwujud apabila pemerintah besama-sama dengan komponen masyarakat dapat menyadari sepenuhnya bahwa rasa kebangsaan akan berkembang pada masyarakat jika pemerintah mempunyai cara pandang yang sama terhadap wawasan nusantara.Previous Nextsituasi politik dan keamanan suatu wilayah. Oleh karena itu, Gubernur meminta agar semangat nasionalisme mesti dipupuk dan dikembangkan kembali didalam diri demi keutuhan dan kekokohan persatuan bangsa Indonesia guna mendukung aktivitas perekonomian masyarakat khususnya di Papua. Hal demikian sebagaimana penegasan Gubernur dalam sambutannya yang dibacakan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Papua, Drs. Elia Loupatty,MM disela-sela cara pembukaan seminar sehari melalui wawasan kebangsaan menuju Papua yang lebih sejahtera.
Dikatakan, bahwa globalisasi merupakan fenomena yang berkembang secara luas dalam peradaban masyarakat dunia. Globalisasi sebagai suatu proses, ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang informas, sehingga ia memiliki kemampuan untuk mengubah untuk mengubah dunia secara mendasar.Tetapi dalam perkembangannya globalisasi menghadirkan pula permasalahan-permasalahan dalam tatanan kehidupan masyarakat kita, terutama pada aspek ideologi kebangsaan, seperti melemahnya pemaknaan nilai-nilai budaya, menurunnya rasa kebangsaaan dan cinta tanah air, patriotisme, sifat kegotongroyongan serta gaya hidup yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.Merujuk kepada kondisi tersebut, lanjut Gubernur, maka perlu dipahami bahwa masyarakat Indonesia merupakan kelompok masyarakat yang sangat beragam terutama diwilayah Provinsi Papua. ?Karenanya, keberadaan ini mestinya dipandang sebagai perekat semangat persatuan dan kesatuan bangsa, bukan sebagai penghalang yang malah menciptakan sekat antar anak bangsa. Sebab pembangunan di Papua tidak akan maksimal jika masyarakat baik tokoh agama, tokoh adat, pemuda, pengusaha, petani, swasta, serta tua dan muda, tidak menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan, tegasnya.Dalam kesempatan tersebut, Gubernur menambahkan kesejahteraan masyarakat pasti akan meningkat jika setiap pihak bersama-sama memajukan perekonomian dengan menjunjung tinggi semangat kebangsaaan yang kita pahami dalam bhineka tunggal ika.Harapan tersebut hanya akan terwujud apabila pemerintah besama-sama dengan komponen masyarakat dapat menyadari sepenuhnya bahwa rasa kebangsaan akan berkembang pada masyarakat jika pemerintah mempunyai cara pandang yang sama terhadap wawasan nusantara.