Sadar bahwa budaya daerah mulai terkikis oleh adanya arus globalisasi atau modernisasi dari segala penjuru, Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai menggalakkan penguatan karakter bangsa.
Tak tanggung-tanggung, sasaran yang dibidik untuk mendapatkan pembekalan adalah para generasi muda yang dinilai sangat rentan terpengaruh oleh budaya asing.
Menurut Angelbertha Sinaga, selaku salah satu narasumber dalam acara sosialisasi yang diselenggarakan di Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Papua, Jumat (30/11 2012) keberedaan budaya asing saat ini sudah sangat memprihatinkan karna telah mengikis rasa kebangsaan para generasi muda. Padahal keberadaan budaya asing ini sangat tidak sesuai dengan norma-norma ketimuran.
Dilain pihak, kebudayaan asing bahkan sudah mulai dilirik para generasi muda sehingga budaya daerah telah mulai ditinggalkan. "Nah bila hal ini tidak disikapi dengan bijak, maka generasi muda akan kehilangan karakter kebangsaannya. ehingga pihak kementrian terkait merasa perlu untuk melakukan penguatan karakter bangsa melalui sejumlah kegiatan sosialisasi yang sudah dijalankan dibeberapa daerah termasuk di Jayapura," jelasnya kepada wartawan, disela-sela sosialisasi pembangunan karakter kebangsaan tersebut.
Masih menurut dia, pembentukan karakter bangsa ini dianggap sangat penting agar masyarakat maupun generasi muda tidak terombang ambing oleh masuknya budaya asing. "Karena itu, sekali lagi saya katakan diperlukan upaya untuk kembali membangkitkan dan memperkuat tradisi serta budaya sendiri dalam menghadapi masuknya kebudayaan maupun nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan norma ke-Indonesiaan".
"Sebab Indonesia memiliki beragam kekayaan tradisi di setiap daerah yang jika dikelola secara baik dan benar akan dapat menjadi kekuatan dalammelahirkan karakter bangsa yang solid," tuturnya. Sekedar diketahui, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan upaya penguatan karakter bangsa terutama di kalangan generasi muda dengan menyelenggarakan program yang terkait dengan pembangunan karakter bangsa, salah satunya dengan menyelenggarakan sosialisasi Indonesia berkarakter di sejumlah daerah di tanah air.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah dengan diskusi dan pemutaran film-film yang terkait dengan pembentukan karakter bangsa. Diskusi dan pemutaran film akan diselenggarakan di sejumlah kota, diantaranya Palembang, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Makasar, Denpasar, Bali dan Jayapura. Adapun film-film yang diputar adalah film documenter mengenai warisan dunia (world heritage) yang dimiliki Indonesia, antara lain Noken, Subak, Batik, Wayang, Prambanan, Keris dan Sangiran.
"Diharapkan melalui sosialisasi seperti ini generasi muda akan dapat menarik pelajaran dan contoh dari kearifan budaya Indonesia yang tercermin dalam tradisi dan budaya lokal, mulai dari hidup rukun, tolong menolong, saling menghargai dan etika bermasyarakat serta bagaimana beragama ditengah multikulturalisme masyarakat Indonesia".
"Melalui tema besar “Indonesia berkarakter†diharapkan akan tumbuh dan berkembang nilai-nilai karakter kebangsaan di kalangan generasi muda yang kuat dan selanjutnya dapat membawa Indonesia lebih maju dan lebih," tutupnya