Meski secara angka Indeks Tingkat Konsumsi (ITK) Provinsi Papua membaik dibanding dengan triwulan sebelumnya, namun secara nomor urut, dari 33 provinsi di Seluruh Indonesia, Provinsi Papua berada di urutan 31 dengan nilai 100,77 persen.
Hal demikian sebagaimana diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Djarot Soetanto, dalam satu kesempatan, kemarin. Menurut dia, positifnya kondisi ekonomi konsumen tersebut lebih didorong oleh terjadinya peningkatan pendapatan rumah tangga (nilai indeks 109,44).
"Belum lagi adanya pertumbuhan konsumsi makanan dan non makanan yang menjadi cukup baik, dan akan lebih baik lagi jika inflasi terus dapat dikendalikan ehingga daya beli konsumen dapat didorong lebih tinggi lagi," katanya. Lebih lanjut dikatakan, provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Timur dengan nilai ITK sebesar 115,23 persen. Sebaliknya Provinsi Nusa Tenggara Timur tercatat memiliki nilai ITK terendah sebesar 107,11 persen.
Sementara nilai ITK Papua pada Triwulan IV – 2012 diperkirakan sebesar 109,53 persen yang artinya kondisi ekonomi sebagaimana yang diharapkan (ekpektasi) konsumen, diprediksikan bakal membaik. Sama halnya dengan tingkat optimisme konsumen yang diperkirakan pula akan lebih tinggi dibanding Triwulan III.
Berkaca pada hal ini, tambah Djarot, maka perbaikan kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional juga terjadi karena munculnya peningkatan kondisi ekonomi onsumen di semua provinsi (33 provinsi) dan 17 provinsi diantaranya (51,52 persen) memiliki indeks di atas rata – rata indeks secara nasional.
"Maka itu, perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen terjadi di semua provinsi di Indonesia (33 provinsi). Prediksi tersebut didukung oleh optimism konsumen bahwa pendapatan mendatang akan meningkat di semua provinsi dan rencana pembelian tahan lama konsumen juga akan meningkat di seluruh provinsi di Indonesia,â€tukasnya.