Jayapura - Asisten II Setda Provinsi Papua, Drs. W. D. Ochmbair, Selasa (30/08) pagi, membuka kegiatan Konsultasi Regional (Konreg) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi se-Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Papua, yang diselenggarakan di Sasana Krida Kantor Gubernur Dok II, Jayapura.
Pada kesempatanm tersebut, Ochmbair menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah selama ini telah bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menyusun indicator pembangunan, seperti PDRB, angkatan kerja indeks pembangunan manusia dan juga dalam penyelenggaraan pendataan P4B yang hasilnya sudah dirasakan bersama dalam Pemilu legislative dan Presiden tahun lalu.
Hal ini, menunjukan bahwa kerjasama antara Pemda dengan BPS perlu terus dibina dalam rangka menunjang pelaksanaan agenda-agenda nasional dan daerah di Papua. "Pemda sangat menghargai kerja keras BPS, yang selama ini sesuai dengan tugas dan fungsinya selalu menyajikan informasi atau data dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip statistik, yaitu objek, keterwakilan, terkini, sesuai kebutuhan, keterbandingan antar waktu, kesalahan baku minimum dan tidak memihak," tuturnya.
Menurutnya, keobyektifan dan independensi data BPS sangat berguna untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan bagi Pemda dan pihak lainnya, walaupun potert data yang disajikan tidak selalu mengembirakan. Namun hal tersebut, lebih berguna daripada data yang dibuat-buat atau yang dapat mencelakakan..
Pembangunan masyarakat Papua pada hakekatnya, kata Ochmbair harus meletakan rakyat pada posisi sentral, baik dalam bentuk kegiatan pembangunan maupun dalam wujud pembangunan berdimensi kerakyatan. Selaku cerminan prinsip demokrasi, pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat akan berfungsi sebagai pendayung, dan pemerintah sebagai pengemudi dalam mewujudkan pembangunan Papua menuju cita-cita Papua baru yang berlandasan bagi masyarakat Papua untuk menjadi tuan di negeri sendiri.
Disamping itu, strategi pembangunan yang dipilih adalah kombinasi strategi pemerataan dan strategi pertumbuhan, yaitu keserasian pendekatan kawasan yang bertumpu pada aspek manusia dan pendekatan pertumbuhan yang bertumpu pada sektor potensial. Strategi pokok tersebut, akan dijabarkan kepada strategi khusus yang lebih operasional didalam empat sektor utama pembangunan, yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Menurut Ochmbair, melihat dari hasil-hasil pembangunan di Papua, ekonomi selama kurun waktu 2000-2005 sampai dengan triwulan II, berdasarkan angka PDRB tumbuh 1,39 persen. Sedangkan pendapatan perkapita penduduk Papua pada tahun 2004 tumbuh sebesar 8,81 persen, atau menjadi Rp. 11.046.380,- perkapita pertahun..
Peningkatan pendapatan perkapita, lanjutnya menyebabkan pergeseran-pergeseran pada porsi pendapatan yang digunakan untuk mengkonsumsi bahan makanan, dengan kata lain pembentukan PDRB sangat didominasi oleh tambang konsentrat. Karena secara rata-rata 50 persen merupakan sumbangan dari subsektor pertambangan tanpa migas, atau di tahun 2005 triwulan II sektor pertambangan memberikan sumbangan 59,70 persen. Sedangkan
untuk sektor pertanian yang menjadi tumpuan hidup bagi kebanyakan masyarakat Papua,
hanya memberikan andil sekitar 18 persen. Sektor-sektor tersebut, merupakan sektor primer atau sektor yang banyak diusahakan golongan terbesar masyarakat yang perlu diberdayakan dan ditingkatkan.
Ditambahkannya, Provinsi Papua masih perlu mendapat perhatian dan Pemda masih perlu bekerja lebih keras lagi. Sehingga cita-cita untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dapat tercapai. "Melalui Konreg ini, semua kekurangan dalam pembangunan dapat didiskusikan. Sehingga mendapat masukan dari keberhasilan-keberhasilan yang dicapai oleh prpovinsi-provinsi lain.**