Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengumumkan nilai
ekspor Papua pada Maret 2013 mencapai US$95,94 juta atau turun 51,78
persen dibandingkan nilainya pada Februari 2013 sebesar US$198,99 juta. Menurut Kepala BPS Papua, Didi Kusbianto, penurunan nilai ekspor dipicu
oleh menurunnya nilai ekspor ikan dan hewan air lainnya (HS03) dan bijih
tembaga konsentrat (HS26) yang masing-masingnya mencapai sebesar 72,02
persen dan 53,02 persen. "Jadi nilai ekspor Bulan Maret turun ya dibanding sebelumnya. Ini karena
menurunnya nilai ekspor HS03 dan HS26 yang merupakan penyumbang nilai
ekspor tertinggi di Papua," kata Didik dalam keterangan pers, bertempat
di Ruang Rapat Kantor BPS Papua, Senin (3/6) siang.
Dikatakan Kepala BPS Papua, meski nilai ekspor Papua pada Maret 2013
turun, jika dilihat secara kumulatif antara Januari - Maret 2013, justru
total ekspor Papua mengalami kenaikan dibanding pada kumulatif Januari -
Maret 2012, yakni US$428,24 juta menjadi US$508,69 juta. "Jadi kalau secara kumulatif memang ada kenaikan," katanya. Sementara itu, nilai ekspor Papua menurut negara tujuan pada Maret 2013
senilai US$45,34 juta, Filipina senilai US$44,16 juta, Cina US$0,76
juta, dan Korea sebesar US$0,74 juta. Untuk komoditi yang di ekspor ke India dan Filipina seluruhnya berupa
konsentrat tembaga sedangkan komiditi yang ditujukan ke negara Cina
adalah golongan ikan dan hewan air lainnya. Kemudian komoditi yang
ditujukan ke Korea Selatan adalah golongan kayu dan barang dari kayu.
Sementara untuk data impor Papua pada bulan Maret 2013, Kepala BPS Papua
mengatakan belum dapat menyajikan data tersebut kepada publik karena
sampai saat ini pihak BPS Papua belum menerima data dari kabupaten."Maka itu, kami mohon maaf data (impor) belum dapat disampaikan. Sebab kita sampai sekarang masih menunggu data dari kabupaten"."Namun kita akan langsung menyajikan bila data sudah masuk supaya bisa diketahui dan diumumkan ke publik," tuturnya