Tanpa kita sadari saat ini Papua sudah lima puluh tahun bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan masih bergelut dengan berbagai persoalan. Hal itu sebagaimana disampaikan Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP. MH, pada penutupan Sidang Sinode ke II KINGMI di Kampung Walter Post Sentani, Jayapura beberapa waktu lalu. Gubernur mengatakan, sudah tiga bulan lebih, bersama Wakil Gubernur Klemen Tinal dipercayakan oleh Rakyat untuk memimpin Papua. Dan persoalan sangat banyak, dan sedang kita pelajari dan inventarisasi secara menyeluruh.
Dimana, selama lima puluh tahun banyak pekerjaan pembangunan yang tidak beres. Didepan kelihatannya bagus, tetapi dibelakang hancur berantakan. Inilah pekerjaan rumah bagi saya dan Klemen Tinal untuk membereskan persoalan tersebut. “Ini pekerjaan rumah yang sangat berat, karena orang –orang tidak sungguh-sungguh membangun daerah ini. Sebab, siapa yang jadi kepala dinas, dia tidak mau tau dengan orang yang menderita di kampung-kampung, inilah yang terjadi di kantor Gubernur Dok II Jayapura,’’ Ujar Gubernur Lukas Enembe. Lanjut, masalah-masalah yang terjadi di kantor gubernur sedang kami bereskan, kebijakan yang tidak benar, kita rubah semua. Karena kebijakan-kebijakan yang tidak benar itulah yang membuat Papua tidak bisa keluar dari kemiskinan dan keterbelakangan yang terjadi di tanah Papua.
Banyak orang pintar di Papua, tetapi kebijakan-kebijakannya selama ini tidak perpihak kepada masyarakat,’’ Tegasnya. Oleh karena itu, pada saya minta kepada semua pihak yang ada di tanah Papua untuk bersama-sama dengan Pemerintah membangun Papua menuju Papua Bangkit, mandiri dan Sejahtera. “Bangun Papua kita harus bersatu, jika tidak, apapun yang kita bangun tidak akan berhasil. Untuk itulah, saya minta semua pihak untuk bersama membantu Pemerintahan Papua dibawah kepemimpinan saya dan Klemen Tinal,’’ tutupnya.