Jakarta-Wapres Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah kemungkinan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 1 Oktober 2005, atau lima hari menjelang bulan puasa, karena merupakan hari yang terbaik dimana masyarakat banyak mengurangi aktifitasnya.
"Pada bulan puasa itulah orang hanya memasak dua kali, dan kita disunahkan untuk berhemat, dan sebagainya" kata Wapres dihadapan anggota DPD saat melakukan silaturahmi makam malam di kediaman wapres di Jakarta, Selasa (13/9).
Penjelasan Wapres tersebut kontan membuat anggota DPD tertawa. Namun wapres menegaskan bahwa hal itu betul-betul terjadi. Pada bulan puasa tersebut, orang disunahkan untuk tidak marah dan bersabar.
Penjelasan Wapres tersebut dilakukan untuk menjawab pertanyaan anggota DPD Marwan Batubara yang menyayangkan jika pemerintah justru menaikan harga BBM pada saat menjelang bulan puasa dan lebaran.
Dalam kesempatan tersebut Wapres menjelaskan masalah BBM tidak hanya melanda bangsa Indonesia namun mengenai seluruh negara di dunia. Harga minyak dunia yang naik memberikan imbas kepada seluruh negara di dunia. "Solusinya hanya dua yakni menaikan harga BBM atau menaikan subsidi,? kata Wapres.
Menurut Wapres, jika harga BBM tidak dinaikan maka subsidi BBM di APBN harus dinaikan. Tetapi jika subsidi tidak dinaikan maka konsekwensinya harga BBM yang harus dinaikkan.
Sementara itu, Meneg Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Sri Mulyani menjelaskan bahwa pemerintah telah memutuskan kelompok masyarakat yang masuk kategori hampir miskin adalah yang memiliki pendapatan Rp 175 ribu per orang per bulan.
Saat ini, tambah Sri Mulyani yang masuk dalam kategori hampir miskin ini mencapai 15,5 juta Kepala keluarga tau sekitar 62 juta orang. "Diharapkan pada 15 September 2005, Badan Pusat Statistik (BPS) akan selesai melakukan pendataan," kata Sri Mulyani.
Sumber: Ant