Jayapura-GUBERNUR Provinsi Papua Dr. J. P. Solossa, Drs, M.Si, Sabtu malam, di Gedung Negara, memberikan bantuan dana pembinaan dan pengembangan keagamaan kepada lembaga-lembaga agama di Provinsi Papua sebesar Rp. 4.150.000.000,-.
Bentuk pemberian bantuan tersebut, merupakan wujud nyata dalam rangka pelayanan kepada masyarakat melalui pembinaan dan pengembangan kehidupan keagamaan, guna mempersiapkan sarana ibadah yang baik dan memadai dalam kegiatan operasional, dalam rangka pembinaan dan pembangunan sarana ibadah yang telah dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua Tahun Anggaran 2005.
Dari total jumlah tersebut untuk agama Kristen Protestan, GKI Papua mendapatkan bantuan sebesar Rp. 700 juta, Gereja Baptis Papua sebesar Rp. 250 juta, GKII/KINGMI Papua sebesar Rp. 300 juta, GIDI Papua sebesar Rp. 300 juta, Gereja Advent Papua sebesar Rp. 200 juta, Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta (18 gereja anggota) sebesar Rp. 300 juta, GPI Papua sebesar Rp. 300 juta, dan GPI Jalan Suci sebesar Rp. 200 juta.
Kemudian untuk agama Kristen Khatolik, yakni Keuskupan Jayapura, keuskupan Merauke, Keuskupan Sorong, Keuskupan Asmat, Keuskupan Timika, masing-masingnya diberikan bantuan dana pembinaan sebesar Rp. 200 juta. Sedangkan untuk agama Islam diberikan bantuan sebesar Rp. 300 juta, agama Hindu sebesar Rp. 150 juta dan agama Budha sebesar Rp. 150 juta.
Pada kesempatan tersebut, Solossa, mengatakan bahwa penyerahan bantuan dari Pemerintah Provinsi Papua bagi agama-agama yang ada di tanah Papua sudah dilangsungkan beberapa kali untuk digunakan sebagai dana pembinaan dan pembangunan sarana ibadah dan lainnya bagi kepentingan masyarakat. Bentuan ini, lanjutnya, merupakan suatu komitmen dari Pemerintah Provinsi Papua dalam rangka ikut menunjang kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di tanah Papua.
Menurutnya, pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah dari segi fisik, tentunya tidak akan berjalan baik apabila lembaga keagamaan, tidak ikut berperan didalamnya. Karena peran dari lembaga keagamaan, lebih mengarah kepada pembinaan mental spiritual bagi para umat masyarakat yang ada di tanah Papua.**