Pemerintah Provinsi Papua
terus mendorong pengembangan pangan lokal guna memenuhi kebutuhan masyarakat
serta menghindari kerawanan pangan.
Pihaknya pun mendorong pemerintah kabupaten
dan kota untuk mulai terbiasa mengkonsumsi pangan lokal. Dimana hal itu
nantinya akan terus disosialisasikan pada setiap iven pemerintahan maupun rumah
tangga.
“Dengan harapan kedepan dapat berpengaruh pada
peta kerawanan pangan di provinsi ini kedepannya,” tutur Kepala Dinas Ketahanan
Pangan dan Koordinasi Penyuluh Provinsi Papua Robert Edi Purwoko, di Jayapura,
Kamis (30/3).
Dikatakan Edi, Dinas Ketahanan Pangan dan
Koordinasi Penyuluh saat ini tengah memetakan wilayah yang masuk kategori rawan
pangan. Pemetaan dilakukan berdasarkan survei, namun khusus untuk wilayah
pegunungan sudah pasti berada pada status cukup rawan.
"Tapi tak hanya di pegunungan, sebenarnya
untuk wilayah pesisir juga berstatus cukup rawan. Hanya peta kerawanan ini
berbasis pada komoditas beras, namun sebenarnya untuk wilayah Papua lebih
bergantung pada makanan umbi-umbian.”
“Dengan kata lain, sebagian besar masyarakat Papua
mengkonsumsi umbi-umbian di wilayah Papua. Inilah yang juga menjadikan daerah
pedalaman di Papua tak masuk dalam kerawanan pangan karena mengkonsumsi makanan
lokalnya,” tutur dia.
Pada kesempatan itu, Edi mengimbau masyarakat
untuk mulai menanam kebutuhan – kebutuhan pangan di pekarangan, guna memenuhi
kebutuhan makanan sehari-hari. Hal demikian sebagaimana instruksi Gubernur
Papua Lukas Enembe.
“Diantaranya dengan menanam cabai, sehingga
dapat menekan tingginya kenaikan harga barang dan jasa secara umum (inflasi) di
Bumi Cenderawasih,” tutur dia
Pihaknya juga akan membentuk satu kelompok
maupun organisasi yang dapat membina dan memacu masyarakat supaya mau menanam
tanaman pangan di pekarangan rumahnya.
“Sebab sangat penting ada kelompok yang bisa
membina dan menjadi contoh. Dengan begitu, kita harap kebutuhan pangan setiap
keluarga di Papua kedepan akan bisa tercukupi,” harapnya.