Gubernur Papua Lukas Enembe
membeberkan empat faktor yang paling banyak membunuh Orang Asli papua (OAP).
Orang nomor satu di Papua ini menyebut narkoba
dan sejenisnya berada pada daftar teratas yang paling banyak menyebabkan angka
kematian. “Bahkan ada yang meninggal satu orang dalam sehari karena barang
haram ini,” kata dia, pada dialog empat tahun kepemimpinannya bersama Wakil
Gubernur Klemen Tinal, Sabtu akhir pekan lalu, di Jayapura.
Sementara pada nomor dua, Lukas menyebut virus
HIV dan AIDS menjadi penyakit yang turut mematikan orang Papua karena perilaku
seks menyimpang dan tidak menggunakan pengaman.
“Saya kurang tahu bagaimana bisa penyakit ini
berkembang dengan cepat di tanah ini. Namun tentu ini juga karena perilaku seks
masyarakat yang menyimpang. Sekali lagi saya katakan harus bicara keras soal hal
ini sebab banyak orang Papua mati karena penyakit ini. Kelihatan sehat tetapi
sebenarnya sudah kena penyakit itu,” sesalnya.
Pada poin ketiga, Lukas menilai perang antar
suku dan konflik antar warga. “Apalagi kita sendiri yang membuat sampai
akhirnya kita baku bunuh sendiri. Saya harap di masa mendatang tak lagi terjadi
hal-hal seperti ini,” kata dia.
Sementara pada daftar terakhir, Gubernur
menilai kematian OAP terbanyak disebabkan oleh kepolisi dan tentara. “Polisi
dan tentara yang bunuh kita. Karena kemarin ada orang dibunuh oeh aparat pada sebenarnya
bisa di proses. Contohnya di Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,” ucap dia.
Sebelumnya, pernyataan serupa pernah
dilontarkan Gubernur Lukas beberapa waktu lalu. Gubernur Lukas pernah menilai
ada pengkondisian penyebaran penyakit di Papua untuk keuntungan pihak-pihak
tertentu.
“Saya kurang tahu penyakit dibuat-buat seperti
apa tapi kita harus berhati-hati terhadap itu. Karena ada juga (orang Papua)
sengaja dibunuh. (Saya mau bilang) kematian orang Papua terlalu banyak dengan
berbagai cara. Karena itu, saya minta semua pihak untuk selamatkan umat
Papua,”imbau dia.
Selain HIV/AIDS, penyakit pikiran ditengarai
sudah banyak membunuh masyarakat Papua. “Jadi selain penyakit HIV/AIDS, yang
kedua orang Papua mati karena pikiran. Dia mimpi bagaimana Papua kedepan
sehingga meninggal (karena pikirannya itu). Kemarin saya sempat mengecek ke
rumah sakit dan benar saya dapat laporan seperti itu. Makanya, ini juga menjadi
masalah yang kita hadapi saat ini,” aku Lukas.
Menyikapi hal itu, Gubernur meyakini perlu ada
pertobatan masal dari seluruh masyarakat tak terkecuali para pemimpin daerah
sehingga memperoleh pemulihan total dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Saya ingin sampaikan bahwa masa depan Papua
ada di tangan kita semua. Disadari mungkin kita pejabat yang salah karena kita
memegang jabatan sebagai gubernur dan para bupati serta pejabat eselon II.”
“Saya rasa agar dipulihan kita harus bertobat.
Jika tidak apa yang kita minta tak bakal terkabul sebab kita sendiri belum dan
tidak bertobat. Makanya saya mau kasih tau bupati supaya kita semua bertobat,
karena apa pun yang kita minta dalam keadaan itu Tuhan tidak mau kasih,”
serunya.