Jayapura-Rencana pemerintah untuk membangun kawasan perkebunan tebu dan pabrik gula di Kabupaten
Merauke, tampaknya tidak akan berjalan mulus seperti yang diduga. Rencana tersebut masih terkendala
oleh masalah pendanaan maupun luas areal perkebunan yang masih belum pasti pengelolaannya.
Selain terkendala masalah pendanaan, hambatan lainnya adalah banyaknya virus penyakit pada tanaman tebu yang dapat merusak tanaman tebu hingga dapat menimbulkan kerugian 80 - 90 persen.
Sebelumnya, rencana pemerintah untuk membuka pabrik gula di Merauke telah mendapat respon positif
dari salah satu investor nasional, yaitu PT. Sampoerna yang beberapa waktu lalu, menyatakan ketertarikannya dan siap memodali usaha ini. Namun, upaya tersebut kandas ditengah jalan disebabkan karena adanya sesuatu dan lain hal.
Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yhudoyono di Kabupaten Merauke, sewaktu melakukan panen raya secara simbolis beberapa waktu lalu, dikemukakan untuk mewujudkan pembangunan perkebunan tebu di kabupaten tersebut, maka pemerintah akan bekerja sama dengan
salah satu investor asing dari negara India.
Pernyataan tersebut, langsung ditanggapi oleh Kepala Balai Karantina Tumbuhan Jayapura, David D. Suweny, kepada Bisnis Papua di Jayapura.
Kepada wartawan dikatakan, pihaknya sangat mendukung upaya dari pihak pemerintah untuk membuka lahan perkebunan tebu di Kabupaten Merauke. Namun, diharapkan agar bibit tebu yang akan ditanam di Kabupaten Merauke nantinya adalah bibit-bibit tebu yang berasal dari daerah Jawa dan tidak dari daerah yang memiliki penyakit pada tebu.
"Jadi ketika mendengar bahwa akan ada investor dari India, tentunya kami langsung segera melakukan evaluasi terhadap perkembangan tanaman tebu disana. Kami menemukan bahwa India mempunyai catatan penyakit pada tebu, yaitu penyakit Grassy Shot yang menyebabkan tanaman tebu menjadi
kerdil. Sehingga demikian, maka tanaman tabu tersebut tidak akan bertumbuh dengan baik dan mati,"
akunya.
Terkait dengan itu, katanya, maka pihak karantina akan menolak seluruh bibit tebu yang berasal daerah
daerah India atau mengkarantinakan bibit tersebut selama beberapa bulan untuk kemudian diteliti apakah benar-benar terinfeksi virus penyakit atau tidak.
Selain dari India, penyakit pada tanaman tebu atau penyakit kerdil ramu juga terdapat di Propinsi Morobe dan Highlands PNG. Daerah sebaran ini merupakan daerah yang mempunyai letak hampir dekat dengan Provinsi Papua, karena merupakan satu daratan. Dengan demikian, pihak karantina akan
memberlakukan hal yang sama kepada bibit-bibit tanaman tebu yang berasal dari PNG.
Menurutnya, apabila tanaman tebu yang sehat telah terinveksi oleh salah satu penyakit melalui
tanaman tebu yang sakit, maka dapat dipastikan bahwa tanaman tebu yang sehat akan mengalami hal yang serupa dengan tanaman tebu yang sakit. Dengan demikian, pihaknya menghimbau agar penanaman bibit tebu nantinya harus memakai bibit yang berasal dari daerah Jawa, yang menurut
penelitian telah terbebas dari hama atau penyakit.
Selain itu, pihak karantina tumbuhan akan berupaya semaksimal mungkin dan bekerja keras untuk mencegah masuknya bibit tanaman tebu yang telah terinveksi penyakit ke Papua. Sehingga pembukaan areal perkebunan tebu nantinya dapat berjalan sesuai rencana dan Papua terbebas dari penyakit maupun hama yang terdapat pada tanaman tebu.**