Dinas Kesehatan Provinsi
Papua merilis angka kasus HIV dan AIDS di Provinsi Papua, tertinggi di
Kabupaten Nabire.
Dimana, jumlah kasus di kabupaten tersebut
kini telah menembus angka 6.500 lebih. Selanjutnya diikuti Kota Jayapura
sebagai ibukota provinsi serta Mimika dan Wamena yang angkanya tak jauh beda.
Kendati demikian, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Papua Aloysius Giyai menyebut tingginya angka penderita HIV dan AIDS
di Nabire, dikarenakan wiayah tersebut kini menjadi daerah rujukan dari
kabupaten lainnya.
“Sehingga kalau ada temuan kasus HIV maka
datanya terhitung masuk di Kabupaten Nabire. Hanya memang tak dipungkiri juga
kalau perilaku seks menyimpang dari masyarakat Nabire sendiri menjadi pemicu
utama meningkatnya penyebaran virus mematikan itu di kabupaten tersebut,” ucap
Aloysius kepada pers di Jayapura, kemarin.
Sementara menyoal Penyebaran HIV/AIDS secara
umum di Provinsi Papua, dia katakan, hingga Mei 2018, jumlah pengidap HIV
tembus 35 ribu orang. Dimana pada sebelumnya jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 32
ribu lebih sejak Desember 2017 lalu. Dengan demikian terlihat ada peningkatan
yang sangat signifikan.
“Kita akui ada peningkatan yang cukup
signifikan karena masyarakat semakin menyadari dengan sendirinya datang untuk
melakukan tes VCT guna mendeteksi resiko tertularnya virus mematikan tersebut”.
“Dilain pihak. masyarakat juga sudah menyadari
dan melihat keluarganya yang terinfeksi langsung mengntarkan untuk mengkonsumsi
obat antiretrovirus (ARV) secara teratur tanpa terputus supaya lebih sehat,”
jelasnya.
Sementara sebagai upaya penanggulangan, Dinas
Kesehatan Provinsi Papua melalui petugas di lapangan terus mendatangai masyarakat
yang sudah terinfeksi dengan memberikan obat ARV.
Pihaknya pun berupaya agar pengidap HIV tak
dengan sengaja menyebarkan virus mematikan kepada yang lainnya. “Selain itu,
kita jaga terus jangan sampai yang sudah terinveksi HIV sampai menuju ke AIDS.
Sebab kalau sudah positif AIDS maka yang bersangkutan hanya tinggal menunggu
kematian,” pungkasnya.