Dinas Peternakan Provinsi Papua diminta
menggalakkan pemeliharan ayam potong di seluruh kabupaten, guna meningkatkan
perekonomian masyarakat, lebih khusus yang berdomisili di wilayah perkampungan.
“Ayam potong inikan pemeliharaannya sangat cepat, bahkan
masih pada umur tiga bulan sudah bisa dipanen. Jadi, program ini bisa
digalakkan maka sudah tentu diyakini dapat membantu masalah pangan yang
dihadapi masyarakat sementara selebihnya bisa dijual,” terang Penjabat Gubernur
Papua Soedarmo, di Jayapura Selasa (7/8).
Gubernur mengatakan, saat ini ada banyak program dan
pendanaan yang diturunkan ke kabupaten. Sangat diharapkan agar seluruh anggaran
itu benar-benar diperuntukkan untuk program yang menyentuh kebutuhan dasar
masyarakat.
Artinya, pemerintah daerah perlu ikut mensiasati agar
dana-dana yang diberikan kepada setiap kampung di Papua, bisa berguna dan
bermanfaat bagi masyarakat.
"Ya diantaranya dengan program pemeliharaan ayam potong
itu. Makanya nanti kita akan buat surat pengajuan ke kementerian desa agar ada
kekhususan untuk Papua dalam hal penggunaan dana desa itu. Sebab dana desa di
Papua peruntukannya tak selalu sama dengan di Jawa. Makanya perlu dicari solusi
terbaik agar dana itu turun dan memiliki dampak yang positif bagi
masyarakat," terang dia.
Gubernur pada kesempatan itu, menyoroti rendahnya penyerapan
anggaran kampung, padahal dananya sudah terdistribusi ke setiap kepala kampung
yang ada di 29 kabupaten/kota.
"Anggaran sudah diberikan, tapi hasilnya tidak pernah
ada di kampung. Jadi tidak tau danannya lari kemana itu.”
“Makanya sekali lagi mesti ada solusi supaya bagaimana
kedepan anggaran tersebut tidak diberikan secara keseluruhan oleh kepala
kampung, tapi gunakan untuk membelikan sesuatu yang bisa meningkatkan gizi
masyarakat di daerah. Atau usaha lainnya yang mampu meningkatkan ekonomi
masyarakat,” terang dia.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Papua mengapresiasi
Kabupaten Mimika yang kini telah menyandang status swadaya telur ayam pada 2016
lalu. Prestasi tersebut patut dicontohi kabupaten lainnya, karena Mimika kini
sudah mandiri dan tidak lagi bergantung dari daerah luar dalam hal pemenuhan
telur ayam.