Tokoh Lintas Agama di Provinsi Papua menerbitkan enam seruan menyikapi situasi dan kondisi Bumi Cenderawasih, lebih khusus di Kota Jayapura, pasca demo rusuh, satu pekan lalu.
Seruan ini, disampaikan Kepala Kanwil Kementrian Agama Provinsi Papua, Pdt. Amsal Yowei, usai memimpin Rapat Koordinasi Lintas Agama di Papua, Rabu (4/9/2019), di Jayapura.
Pada poin pertama, Amsal menjelaskan Tokoh Lintas Agama mengimbau seluruh elemen masyarakat agar menjaga dan mempertahankan Papua tanah damai.
Kemudian menyepakati doa dan puasa bersama seluruh masyarakat bumi cenderawasih pada 6 september 2019 mendatang, sebagaimana isi poin kedua.
“Untuk poin ketiga, menolak demonstrasi pada situasi dan kondisi saat ini di Papua, karena beresiko anarkis”.
“Sedangkan keempat, menyatakan menolak keras segala bentuk rasisme antar elemen masyarakat di Papua dan seluruh Indonesia,” serunya.
Tokoh Lintas Agama pada poin kelima, mengusulkan agar asrama mahasiswa Papua di luar daerah, dikelola kepala asrama yang juga bertugas administratif dan membina.
“Bahkan kalau perlu ada asrama nusantara bagi semua anak kita yang ada di luar Papua. Artinya baik dalam satu asrama diisi mahasiswa asli Papua dan non Papua,” ujarnya.
Terakhir, meminta Kementerian Kominfo untuk membuka pembatasan akses internet. Enam poin seruan ini akan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Papua, TNI/Polri serta Kementerian Agama di Jakarta.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua Lipiyus Biniluk mengapresiasi inisiatif Kanwil Agama Papua yang mengkoordinir pelaksanaan Rapat Koordinasi bagi Tokoh Lintas Agama di Bumi Cenderawasih.
Pihaknya juga berterima kasih kepada Panglima dan Kapolri yang kini mulai berkantor di Papua untuk membawa kedamaian diatas tanah ini.